Ketika Anies Fokus Ambil Gelar Master dan PhD di Luar Negeri, Ganjar Nyambi Anggota DPR Tiba-tiba Jadi Master

Ketika Anies Fokus Ambil Gelar Master dan PhD di Luar Negeri, Ganjar Nyambi Anggota DPR Tiba-tiba Jadi Master

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pengamat politik Refly Harun menyoroti calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir di luar negeri.

Menurut Refly, hal tersebut menjadi sebuah keunggulan Anies jika dihadap-hadapkan dengan capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. 

Mulanya, Refly menilai pendidikan perguruan tinggi luar negeri masih lebih unggul dibandingkan pendidikan di Indonesia meski ia tidak mengecilkan kualitas universitas-universitas dalam negeri.


"Anda enggak akan menang berdebat dengan Anies Baswedan dengan dua hal, satu dia memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik, kedua dia memiliki kemampuan berargumentasi juga baik," kata Refly dalam pernyataannya, dikutip Liberte Suara, Jumat (4/8/2023).


"Jadi ilmu debat retorikanya baik, kemudian latar belakang keilmuan dan pendidikannya juga baik, jadi dia punya dua keunggulan itu," sambungnya.

Pendidikan Anies untuk meraih gelar master dan Phd, tutur Refly, dilakukan dalam proses belajar sebagai fokus utamanya. Sementara untuk Ganjar menempuh pendidikan master sejalan dengan pekerjaannya sebagai anggota DPR.


"Kalau Anies kan, dia master dan PhD-nya memang benar-benar dalam proses belajar, di mana in person dia hadir di dalam proses pendidikan di Amerika Serikat dan nggak mungkin diwakil-wakilkan atau misalnya tugas dibuatin dan lain sebagainya," terangnya.

"Dibandingkan pendidikan dalam negeri yang kadang-kadang dicapai sambil nyambi kerja, kalau Ganjar Bisa sambil nyambi anggota DPR tiba-tiba wes jadi master," ucapnya, menambahkan.

Lebih lanjut pakar hukum tata negara itu meyakini bahwa penjelasannya tidak untuk membandingkan kualitas pendidikan dalam dan luar negeri. Namun tetap faktanya pendidikan di luar Indonesia masih jauh lebih baik karena sejumlah alasan.



"Bukan berarti saya mengatakan pendidikan luar negeri itu lebih baik, tidak, soalnya sederhana saja pendidikan luar negeri itu memberikan kita lebih banyak waktu untuk membaca dan menulis," pungkas dia.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita