GELORA.CO -Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka kembali menanggapi serangan pedas dari warganet. Salah satunya terkait dengan perjuangan PDI Perjuangan, partai tempat Gibran bernaung.
Warganet dengan nama akun Twitter @Amal81gmailcom1 menyemprot anak Presiden Jokowi itu yang tidak mengerti perjuangan PDIP di era orde baru. Ia mengungkap momen kala markas PDIP diobrak-abrik di zaman pemerintahan Soeharto.
Tak sampai di situ, warganet ini juga menyebut bahwa Gibran sekarang tinggal menikmati enaknya menjadi kader PDIP, tanpa bersusah payah mengerti.
"Gibran belum pernah lihat waktu dulu PDIP diacak-acak Orde Baru, markasnya diserbu. Sekarang tinggal enaknya aja jadi kader cepet naik. Gak lihat pengorbanan kader PDI waktu di zaman Orba. Militan tanpa batas," kritik warganet ini di Twitter pada Selasa (16/8/2023).
Kritikan pedas dari warganet itu ditanggapi langsung oleh Gibran. Seperti biasa, Mas Wali langsung meminta maaf dan memberikan respons khasnya.
"Ya pak. Maaf saya salah," tulis Gibran sambil membubuhkan emoji tangan meminta maaf.
Kendati demikian, Gibran rupanya mendapatkan pembelaan dari warganet lain. Tak sedikit yang menyemprot akun @Amal81gmailcom1 karena membawa-bawa masalah di zaman dulu yang dinilai sudah tidak relevan dengan saat ini.
"Ya ndak papa, mosok Gibran mau disuruh balik ke zaman itu. Kok kesannya orang dulu itu ndak ikhlas berjuang. Jadi malu baca tulisannya," komentar warganet.
"Jalan! Tapi mosok mau dijadiin ban serep? Ditaruh di belakang, dinganggurkan. Cita-cita itu ya jadi sopir NKRI. Yang tegas, jangan nunduk-nunduk di depan jenderal pecatan, jangan mau dijadiin ban serep, dibujuk-bujuk. Jawab tegas tidak mau. Aku no.1 kamu no.2, begitu!" saran warganet.
"Paling cepat membunuh orang aneh adalah minta maaf. Benar atau salah yang penting minta maaf," bela warganet.
"Memangnya harus lihat (masa lalu) dulu baru boleh jadi wali kota, gubernur dll. Lha terus kalau masanya cucunya mas Gibran gimana? Apa juga harus ngalami dulu? Masa lalu biar berlalu, yang penting berkarya sesuai zamannya. Yang penting the right man on the right place. Jalan," tambah yang lain.
Sumber: suara