GELORA.CO -Pengamat politik Burhanudin Muhtadi menyoroti pernyataan mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) mengenai modal menjadi ketua umum senilai Rp600 miliar.
Burhanudin mengaku heran dengan pernyataan tersebut lantaran JK berbicara di acara yang dihadiri oleh para pemuda generasi penerus bangsa. Lebih lanjut JK adalah Ketum Golkar hasil dari Kongres tahun 2004.
"Ini disampaikan di depan acara pemuda-pemuda mengenai topik pemuda dan politik. Terus terang pernyataan tersebut bisa menjadi iklan yang buruk bagi partai politik terutama buat anak muda yang dari awal sangat kritis," kata Burhanudin, dikutip Liberte Suara, Selasa (1/8/2023).
"Dan jangan lupa, Pak JK adalah saksi hidup yang pernah menjadi Ketua Umum Golkar setelah mengalahkan Akbar Tanjung di Kongres di Bali 2004. Pertanyaannya adalah apakah ini refleksi dari pengalaman pribadi Pak JK ketika memenangkan Munas Golkar mengalahkan Pak Akbar Tanjung atau hasil observasi beliau," ungkapnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu menilai, pernyataan JK perlu ditelaah lebih lanjut. Jika itu benar, artinya ongkos politik bagi orang yang ingin menduduki kursi nomor satu partai politik sangat besar.
"Dan kemudian akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, buat apa. Dan kalau misalnya kita cek untuk urusan penyelenggaraan teknis saya kira sewa hotel tidak akan semahal itu, akomodasi bagi peserta kongres atau munas juga tidak akan semahal itu," ujarnya.
Burhanudin menduga uang Rp600 miliar digunakan untuk melakukan tindakan suap para peserta kongres partai itu.
"Jangan-jangan biaya semua itu juga diperuntukkan dengan tanda kutip bribing ya, menyuap peserta kongres agar yang diinginkan oleh timesenya jadi itu," tuturnya.
"Dan lagi-lagi ini seperti mengkonfirmasi rahasia umum yang sudah kita diskusikan ya," pungkasnya.
Sumber: suara