GELORA.CO - Di tengah upaya memperkuat sistem pertahanan negara, Angkatan Bersenjata Jerman justru menghadapi kesulitan untuk menarik calon tentara baru.
Hal itu diungkap Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Defense Post pada Kamis (3/8).
Pistorius mengatakan, terjadi penurunan jumlah calon tentara hingga tujuh persen dibanding tahun lalu.
"Semua orang berbicara tentang kekurangan personel. Itu memang benar karena total pelamar berkurang tujuh persen tahun ini," jelasnya.
Selain itu, kata Pistorius, jumlah tentara yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah atau pelatihan militer telah naik hingga 30 persen.
Menurut Pistorius, penurunan angka tentara muda disebabkan oleh demografi masyarakat Jerman yang mulai menua. Sehingga upaya perekrutan semakin sulit karena ketersediaan penduduk usia muda juga terbatas.
"Pada tahun 2050, kita akan memiliki 12 persen lebih sedikit orang dalam kelompok usia 15-24 tahun,” ungkapnya.
Desas-desus tentang kekurangan tentara rekrutan Jerman telah tersebar sejak Maret lalu, ketika seorang anggota parlemen mengungkap kondisi barak militer yang tidak terawat dan menyedihkan.
Disebutkan bahwa hanya ada sedikit personel yang tinggal di barak tersebut tanpa jaringan WiFi atau bahkan toilet yang masih berfungsi.
Kendati demikian, Kementerian Pertahanan Jerman atau biasa disebut Bundeswehr berencana meningkatkan jumlah tentara dari 180.000 menjadi 203.000 pada tahun 2031.
Sumber: rmol