GELORA.CO - Rocky Gerung menjadi pembicara dalam seminar di Kampus Universitas Darul Ulum (Undar), Jombang, meski sempat ditolak massa dari Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Usai turun dari mimbar, ia dikawal ketat oleh sejumlah pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undar.
Dikutip dari detikJatim, Selasa (1/8), Rocky Gerung tetap naik ke mimbar menjadi pembicara dalam seminar itu. Pria yang dikenal sebagai akademisi itu meninggalkan lokasi setelah seminar berakhir sekitar pukul 12.15 WIB.
Ia dikawal ketat sejumlah orang memakai jas almamater kuning saat keluar dari auditorium Undar menuju ke mobilnya. Rocky enggan memberikan komentar kepada para wartawan yang sudah menantinya.
Ketua Pelaksana Seminar Mimbar Mahasiswa Muhammad Satrio Qolbi Seto menegaskan seminar Mimbar Mahasiswa tidak membahas politik. Menurutnya, Mimbar mahasiswa untuk memberi wawasan kebangsaan kepada para mahasiswa. Ia juga mengatakan seminar sudah mendapat restu dari Rektor Undar.
"Kami sudah koordinasi dengan Polres Jombang untuk keamanan, kami juga mendapatkan persetujuan dari rektor acara ini tetap lanjut," kata Satrio, Selasa.
"Seminar bagi mahasiswa, kami mendatangkan tamu-tamu top dari kalangan politik untuk memberi wawasan kepada seluruh mahasiswa," imbuhnya.
Satrio pun tak menghiraukan unjuk rasa PNIB yang menolak kedatangan Rocky Gerung. Sebab seminar ini digelar khusus untuk para mahasiswa Undar, sehingga tak sepatutnya PNIB ikut campur.
Saat ini, Rocky Gerung menjadi sorotan publik. Ia dilaporkan oleh Relawan Indonesia Bersatu karena dianggap telah menghina Presiden Joko Widodo dalam sebuah video di akun YouTube Refly Harun.
Ia menyebut 'bajingan tolol' untuk mengkritik kebijakan Jokowi. Rocky menjelaskan 'bajingan tolol' merupakan ungkapannya untuk mengkritik kebijakan dan posisi Jokowi sebagai Presiden, bukan dalam artian menghina pribadi atau personal Jokowi. Ia menilai ungkapan seperti itu cukup lumrah dalam forum perdebatan politik yang demokratis.
Sumber: cnnindonesia