GELORA.CO - Politisi Budiman Sudjatmiko yang baru saja resmi dipecat sebagai kader oleh PDIP, mengatakan sempat ditawari jabatan Wakil Menteri Luar Negeri, oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jika Ganjar Pranowo menang dan menjadi presiden.
Tawaran itu kata Budiman diungkapkan Hasto, saat dirinya dipanggil PDIP untuk mengklarifikasi pertemuannya dengan Prabowo Subianto di rumahnya di Jalan Kertanegara, Selasa (18/7/2023) malam.
"Soal tadi kalau Pak Ganjar jadi presiden, saya minta menteri gitu ya. Saya katakan, bahkan itu tawaran dari Pak Hasto," kata Budiman dalam acara Kontroversi di Metro TV, Kamis (24/8/2023) malam.
"Nantilah kalau Ganjar menang, mungkin kamu bisa jadi, malah yang menarik persis kalimatnya, 'nanti bisa jadi Wamenlu, wakil menteri luar negeri'. Itu kalimatnya Pak Hasto sendiri," kata Budiman.
Hal itu kata Budiman diungkapkan Hasto saat mereka mengopi bersama dalam suasana yang santai.
"Pada waktu saya diajak ngopi-ngopi, setelah saya dari Kertanegara kita ngobrol, klarifikasi santai. Gak ada tegang, biasa saja sebagai teman," kata Budiman.
Saat itu kata Budiman, Hasto juga mengatakan hampir tidak mungkin menyatukan Prabowo dengan Ganjar.
Namun katanya Hasto berjanji akan memperjuangkan Budiman masuk dalam kabinet jika Ganjar menang dan menjadi presiden.
"Kalau Ganjar menang, ya nantilah kita perjuangkan kamu jadi di kabinet. Kamu mungkin juga ngerti internasional politik, mungkin minimal setidaknya kamu bisa jadi Wamenlu. Ada kalimat Wamenlu," ujar Budiman menirukan ucapan Hasto kepadanya.
Budiman lalu menceritakan sebelum Presiden Jokowi memilih menteri dan melantik kabinet pertama kali di 2014.
"Cerita lebih jauh lagi, pada hari pertama Pak Jokowi melantik Kabinet di 2014,saya dipanggil Pak Pratikno (Mensesneg di kabinet Jokowi). Pak Pratikno bilang gini, mas, kita kan baru bentuk Kementerian Desa nih. Sebenarnya Kementerian itu dibuat salah satunya untuk Mas Budiman yang ada di situ," kata Budiman menirukan ucapan Pratikno.
Namun saat itu Budiman mengatakan ke Pratikno bahwa tidak apa-apa jika dirinya tidak jadi menteri.
Budiman mengakui bahwa pernah berbicara ke Hasto bahwa Kementerian Desa atau kementerian yang berhubungan dengan rakyat banyak, seperti Kementerian Sosial harus dipegang oleh kader PDIP.
Bahkan kata Budiman, pada 2022, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku sudah bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan berencana menempatkan Budiman Sudjatmiko sebagai Wakil Kepala BRIN.
"Bahkan Pak Hasto malah menarik. Saya pernah ketemu Ibu Mega di rumah beliau. Sebelum Ibu Mega keluar menemui Saya, Pak Hasto menemui saya dulu," ujar Budiman.
Saat itu katanya Hasto mengaku sudah bicara ke Megawati dan akan menjadikan Budiman Sudjatmiko sebagai Wakil Kepala BRIN.
"Aku sudah bicara sama ibu. Kamu nanti jadi Wakil Kepala BRIN," kata Budiman menirukan ucapan Hasto pada 2022 lalu tersebut.
Budiman mengakui pernah sekali meminta jabatan Menteri Desa tapi tidak berkali-kali.
"Kalau minta, saya pernah ngomong. Kalau suatu saat ada reshuffle, kita harus pegang kementerian-kementrian kerakyatan. Aku di desa. Tetapi saya tidak pernah mengatakan itu berkali-kali. Jadi saya sekali, tapi udah lama sekali," kata Budiman.
Menurut Budiman hal itu terjadi sekitar dua tahun lalu. "Namun setelah itu kan ditawarin posisi lain," katanya.
Izin Ibu Negara
Budiman Sudjatmiko juga menceritakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menawarinya jabatan menteri sebanyak dua kali saat reshuffle kabinet di Istana Negara.
Namun menurut Budiman, dirinya disuruh oleh Jokowi agar minta izin dulu ke ibu negara atau istrinya, Iriana, agar bisa mendapat jatah jabatan menteri.
"2015, Saya pernah dipanggil Pak Joko Widodo ke Istana. Waktu itu Pak Jokowi bilang ini mau ada reshuffle," kata Budiman Sudjatmiko di acara Kontroversi di Metro TV, Kamis (24/8/2023) malam.
Menurut Budiman saat itu Jokowi mengatakan kepadanya sudah bilang ke Iriana soal rencana jabatan menteri itu kepadanya, namun belum ada kepastian.
"Saya sudah bilang ke ibu tapi belum ada kehendak. Oh ya apa Mas Budiman minta izin ke Ibu dulu," kata Budiman menirukan ucapan Jokowi.
"Mas Budiman yang disuruh minta izin?," tanya Zilvia Iskandar yang memandu acara ke Budiman.
Budiman mengiyakan namun ia mengaku tidak melakukannya.
"Waduh Pak, saya ini nggak biasa minta-minta jabatan Pak," ujar Budiman menirukan jawabannya ke Jokowi saat itu.
Budiman menjelaskan saat menjabat anggota DPR dari PDIP, hal tu bukan hasil meminta jabatan tapi mendapat penugasan dari PDIP.
"Waktu saya dulu di DPR mencalonkan jadi anggota DPR aja saya dapat penugasan bukan minta. Waktu itu dipanggil Mas Pramono Anung sebagai Sekjen PDIP untuk nyaleg,' kata Budiman.
"Jadi kalau saya minta-minta, rasanya saya nggak biasa," ujar Budiman.
Lalu beberapa waktu kemudian, Budiman mengaku kembali dipanggil ke rumah Jokowi di Sumber, Solo, menjelang reshuffle kabinet lagi.
Kala itu menurut Budiman, Jokowi menyampaikan belum ada lampu hijau dari Iriana terkait jabatan menteri untuk dirinya.
"Saya sudah sempat sampaikan tapi belum ada Greenlight dari ibu," kata Budiman menirukan ucapan Jokowi saat itu.
Baca juga: Saat Gibran Rakabuming Tak Sepakat Pernyataan Budiman Sudjatmiko Sebut PSI Seperti Rumah Sendiri
"Gak apa-apa Pak, saya gak jadi menteri aja, saya pakai istilah ini 'nggak pateken' Kalau bahasa Jawanya bilang gitu ya. Artinya ketika Pak Jokowi menghanjurkan minta izin ke Ibu saya tidak lakukan itu dan saya tolak," kata Budiman.
Terkait janji jabatan menteri dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menurut Budiman juga berawal saat para kepala desa berdiskusi dengan Hasto di kantor pribadinya.
"Kepala desa mengatakan pada saya, 'Mas aku tadi ngobrol-ngobrol dengan Pak Hasto, Pak Hasto bilang ya udah nanti kita akan dorong Mas Budiman menjadi menteri desa, dari kata-kata pak hasto ya. Bahkan waktu itu saya tidak minta, justru Pak Hasto yang berbicara sama teman-teman kepala desa," ujar Budiman.
Dipecat PDIP
Budiman Sudjatmiko mengaku menerima surat pemecatan sebagai kader PDIP saat dalam perjalanan menuju Metro TV untuk menjadi bintang tamu acara Kontroversi, Kamis (24/8/2023) malam.
Atas pemecatan itu, Budiman mengakui menerima keputusan PDIP dan tidak akan melawan atau melakukan banding.
"Saya menerima," kata Budiman kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).
Dalam surat pemecatan yang ditandatangani oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, salah satu poin menyatakan memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Budiman Sudjatmiko.
"Memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Sdr. Budiman Sudjatmiko, M.A. M.Phil. dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," bunyi salah satu poin surat tersebut.
Budiman sebelumnya menyebutkan kemungkinan dirinya bakal 'melajang' beberapa waktu jika PDIP akhirnya resmi memecat dirinya.
Kemungkinan pemecatan sebagai buntut deklarasi dukungan dirinya bersama relawan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Padahal PDIP sudah memiliki bakal calon presiden sendiri yakni Ganjar Pranowo.
Menurut Budiman, dirinya pasti akan bersedih hati, jika dipecat.
"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu. Ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong," kata Budiman, Rabu (23/8/2023).
Budiman juga tak menutup kemungkinan bakal kembali mendaftarkan diri ke PDIP, setelah dipecat.
Sebab, Budiman mengaku memiliki kedekatan emosional dengan PDIP.
Bahkan, ia mengaku sudah mengampanyekan PDI sejak kelas 6 SD.
"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni, dan saya bisa daftar lagi ke PDIP," kata Budiman.
Relawan Prabu
Sebelum dipecat PDIP, Budiman Sudjatmiko terang-terangan mendukung Prabowo Subianto di kontestasi Pilpres 2024.
Budiman mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (18/8/2023).
Prabowo yang menjadi bakal calon presiden dari koalisi gemuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) hadir dalam deklarasi itu.
Prabowo bahkan ikut serta meresmikan relawan Prabu.
Para relawan yang datang juga kompak menggunakan kaos warna putih bergambar Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko.
Mereka juga tampak bersemangat dan histeris menyambut kedatangan Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko ke acara deklarasi tersebut.
Setelah melakukan sambutan, Budiman Sujatmiko dan Prabowo Subianto melakukan tanda tangan bersama sebagai simbol diresmikannya relawan Prabu di Kota Semarang.
Ketua Umum Prabu, Arivindo mengatakan, Budiman Sujatmiko akan terus mendampingi Prabowo Subianto hingga di Istana.
Menurutnya, Budiman Sujatmiko merupakan tokoh penting di Indonesia.
"Kami berterimakasih karena Prabowo Subianto dan Budiman Sujatmiko telah memasrahkan kami deklarasi acara ini," jelasnya saat sambutan di lokasi deklarasi, Jumat (18/8/2023).
Dia menjelaskan, dengan adanya dua nama tokoh tersebut hanya dalam satu minggu, banyak relawan yang ingin ikut acara deklarasi di Kota Semarang.
"Kurun waktu satu minggu ada 100 ribu relawan yang ingin ikut," kata dia.
Di lokasi yang sama, Budiman Sujatmiko menceritakan jika dirinya memang pernah berada di poros yang berbeda dengan Prabowo Subianto.
"Di 25 tahun Pak Prabowo menjalani tugas negara. Dulu terpaksa kita berada di kubu yang berbeda," ujarnya.
Namun, setelah membaca sebuah buku Paradoks Indonesia yang ditulis Prabowo Subianto pandangannya berubah.
Menurutnya, Prabowo Subianto mempunyai semangat sama dengan para aktivis.
"Setelah 25 tahun membaca Paradoks Indonesia yang ditulis Pak Prabowo semangatnya sama dengan aktivis yang memperjuangkan Indonesia," paparnya.
Untuk itu, dia berani mengambil resiko untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi presiden.
Namun, terdapat beberapa hal yang dia titipkan jika Ketua Umum Partai Gerindra itu sukses menjadi presiden.
"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," kata dia.
Sumber: wartakota