GELORA.CO - Revolusi digital yang semakin masif dari Kerajaan Arab Saudi membawa dampak signifikan pada berbagai sektor industri, termasuk industri travel umrah. Arab Saudi meluncurkan aplikasi Nusuk yang memungkinkan jemaah membeli paket umrah secara langsung dengan harga yang murah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan berdampak negatif pada industri travel umrah di Indonesia.
Ketua Komisi Nasional Haji dan Umrah, Mustolih Siradj, menegaskan bahwa digitalisasi ini bisa dianggap sebagai ancaman serius bagi industri travel umrah di Indonesia. “Ini bisa menjadi lonceng kematian bagi bisnis travel di tanah air,” ujar Mustolih kepada inilah.com, Senin (28/8/2023). Ia juga menambahkan bahwa jemaah Indonesia yang nantinya berangkat umrah akan menghadapi tantangan keselamatan dan kesempurnaan ibadah jika tidak menggunakan travel umrah yang berizin resmi dari Kementerian Agama RI.
Mustolih turut menyarankan agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengkaji lebih mendalam tentang aplikasi Nusuk. “Apakah aplikasi ini bisa dibuka begitu saja tanpa ada perlindungan atau harus terdaftar di Kominfo,” tuturnya.
Selain itu, dari aspek Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak, ia mengungkapkan dengan adanya aplikasi ini perlu ada pungutan atau imbal hasil kepada negara Indonesia. “Karena Indonesia adalah penyumbang terbesar jamaah umrah yang dari tahun ke tahun paling tinggi,” jelas Mustolih.
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengungkapkan bahwa Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, sedang berupaya mengurangi ketergantungan ekonominya dari sektor minyak. “Salah satu yang digenjot adalah tentu saja potensi mereka di bidang wisata rohani, yaitu haji dan umrah,” katanya.
Senada dengan Mustolih, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, turut mengungkapkan bahwa Arab Saudi saat ini sedang berusaha mencari sumber pendapatan dari sektor non-minyak, salah satunya melalui ibadah umrah dan haji. “Mengenai masalah bisanya mereka menjual (paket umrah) dengan murah tentu banyak caranya. Salah satunya dengan cara menekan dan membanting harga,” kata Abbas kepada inilah.com. Ia bahkan tidak menutup kemungkinan Arab Saudi akan melakukan “bakar uang” untuk menguasai pasar.
“Bila hal ini sudah terjadi maka barulah mereka menaikkan harga, pertama untuk menutupi kerugian-kerugian yang sudah terjadi sebelumnya dan untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya,” tambahnya.
“Jika calon jemaah umrah sekarang bisa memesan perjalanan ibadah umrah melalui aplikasi Nusuk milik Saudi, tingkat persaingan di antara agen travel umrah akan semakin tajam dan ketat,” kata Abbas. Ia menambahkan bahwa hal ini bisa berdampak besar pada usaha travel dalam negeri dan berpotensi menimbulkan PHK besar-besaran.
Sebagai informasi, saat diakses inilah.com, Senin (28/8/2023), Platform Nusuk menyediakan kurang lebih 23 paket umrah dari berbagai provider, dengan harga mulai dari 750 riyal atau sekitar Rp2,9 juta per orang hingga 6.500 riyal atau sekitar Rp26 juta. Paket termurah, yang ditawarkan oleh operator Bright for Umrah, di luar tiket pesawat tetapi sudah meliputi visa, menginap di hotel selama lima malam, dan akomodasi lainnya.
Sementara paket termahal dari Basma Emaar Group menawarkan layanan transportasi VIP dan kamar hotel spesial. Lebih murah jika membandingkan harga dari Kemenag dan sejumlah Asosiasi Persatuan Travel Umrah dan Haji Plus yang telah menetapkan standar biaya umrah 2023/2024 berkisar Rp28 juta hingga Rp33 juta per orang.
Sumber: inilah