GELORA.CO - Rocky Gerung adalah seorang pengamat politik dan ahli filsafat yang lahir di Manado pada 20 Januari 1959. Ia dikenal memiliki gaya kritik yang sangat pedas dan menggunakan kata-kata yang kasar, salah satunya adalah “bajingan tolol” saat dia mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara buruh di Kota Bekasi, belum lama ini.
Kumpulan Quotes Rocky Gerung, dari Bijak hingga Penuh Sarkas
Kalimat “bajingan tolol” bukan menjadi satu-satunya kalimat andalan Rocky Gerung selama mengkritik pemerintah. Masih ada kalimat-kalimat kasar kontroversial lainnya yang pernah dia ucapkan di depan media. Berikut beberapa kata-kata Rocky Gerung yang terkenal, dari bijak sampai penuh sarkas.
10 Kumpulan Quotes Bijak Rocky Gerung
- “Pernah”. Kata yang paling sempurna. Ia melampaui “sudah” dan menjadikannya “masih”.
- “Batas hari bukanlah gelap. Rindu tiba kepada mereka yang hatinya bercahaya.”
- “Fungsi hati membersihkan racun. Senyum pertanda hati bersih.”
- “Senja menghantarkan rindu pada pilihan: menempuh malam atau menyesali perjalanan.” –
- “Rindu tak pernah menetap. Tapi ia selalu kembali.”
- “Cinta itu humor yang paling cerdas.”
- “Menerangkan artinya menunjukkan kesalahan. Bukan menyembunyikannya.”
- “Misinformasi itu industri. Kita hidup dalam algoritma itu. Negara tak berkutik. Naikkan IQ, bila tak ingin terjebak.”
- “Angin lembah membawa harum hutan. Menghidupkan kisah yang pernah singgah di akar cemara.”
- “Hanya dalam rindu, engkau mendengarkan sunyiku.”
20 Quotes Rocky Gerung Paling Fenomenal
- “Dungu itu mudah terlihat. Sekecil semut sekalipun. Seberang lautan bahkan. Bergelar, apalagi.”
- “Dungu itu bukan tentang orangnya, tapi otaknya. Bukan persona, melainkan rasio.”
- “Kalo gak ada yang dungu, ngapain ada sekolahan.”
- “Masa depan tidak datang dengan menyalah-nyalahkan masa lalu.”
- “Sulit menerangkan konsep bagi mereka yang cuma bisa menjawab pertanyaan multiple choice.”
- “Kejahatan adalah kualitas rendah manusia. Tapi tak cukup dengan cacian dan hukuman. Pelajari mikroskopi psikologinya, pahami makropolitik ketidakadilan global.”
- “Sekali lagi, kita mengutuk kekerasan. Tetapi pertanyaan mendasar adalah: mengapa kita kehilangan keakraban berwarganegara?”
- “Bila mentalmu pemuja, maka kau adalah bong. Bila sikapmu munafik, maka kau pasti bong. Bila kau malah komplain, maka kau harus bong.”
- “Menghadapi kekerasan, negosiasi adalah kemampuan akal untuk tetap rasional
- “Negeri ini didirikan dengan akal sehat. Politik membuat banyak orang jadi pemarah. Akalnya buntu. Mari turun ke kampus-kampus. Rawat akal sehat mereka.”
- “Nipu itu kalo bukan karena kere, ya watak.”
- “Terlalu banyak cerita diri. Reformasi itu tempat belajar, bukan tempat selfie.”
- “Mengapa kalian selalu merendahkan diri untuk mencari pujian? Itu artinya meninggikan diri juga. Paham?”
- “Membenci artinya menolak mengerti. Itulah tindakan paling dungu.”
- “Terorisme bukan hakekat manusia. Dia adalah reaksi ideologis. Deradikalisasi harus mulai dengan mengatasi ketidakadilan global dan arogansi kekuasaan.”
- “Loyalitas guru bukan terhadap pemerintah, melainkan terhadap pengetahuan. Itu dalilnya.”
- “Jadi, bong itu nyata. Dungu itu ada. Tempurung itu eksis.”
- “Reaksi moralistik tak menjernihkan persoalan.”
- “Percakapanlah yang memelihara peradaban. Dendam dan kemarahan menutup percakapan. Fanatisme mulai dari situ, mendaur ulang kejahatan.”
- “Cara dungu menutupi kesalahan hari ini adalah dengan mencari-cari kesalahan orang lain kemarin.”
20 Kumpulan Quotes Kontroversial Rocky Gerung
- “Negarawan itu wajib ngebelain dasar negara. Bukan malah ngeduitin. Gak keren.”
- “Itulah sedekahmu buat bangsa. Bukan nungguin APBN.”
- “Kebijakan bodoh gak boleh dikritik. Undang-undang ngaco gak boleh dicerca. Nalar bengak gak boleh didunguin. Kacung siapa sih mereka?”
- “Jadi, siapa layak masuk surga, siapa menuju neraka, yang tahu pemerintah? Keren kalian!”
- “Politik itu bukan kejahatan. Silakan bicara dan kerjakan. Tugas aparat adalah menjaga, bukan melarang.”
- “Kritik gak boleh. Satire gak boleh. Becanda gak boleh. Gak asik lu bong.”
- “Sejarah negeri ini juga sarat kekerasan. Selalu ada potensi ia kembali. Pemimpin yang tak paham sejarah, tak mengerti akar antropologi kekerasan itu. Ia lalai mengaktifkan percakapan warganegara, dengan akibat fanatisme mengintai momentum.”
- “Terorisme Negara. Istilah itu ada.”
- “Mereka pesta menyambut undang-undang yang mencabut hak asasi mereka. Pesta dungu.”
- “ Bila terasa sinisisme publik, pertanda ada kepercayaan yang retak pada penguasa. Introspeksilah, bukan justru mencurigai pikiran rakyat.”
- “Kalau anda seorang politician/pejabat publik, anda tidak boleh, terlarang, dan anda akan dihina kalau anda mengajukan pertanyaan privat. Jadi dia mengajukan pertanyaan itu pun saya sudah jengkel, you politician atau orang bodoh”
- “Marxisme itu metode. Bukan jimat”
- “Pendidikan adalah perang terhadap kedunguan.”
- “‘Anu’ itu jedah antara ‘plo’ dan ‘ngo’”
- “Filsafat itu tentang cara berpikir. Bukan cara menghamba.”
- “Berhentilah munafik, tinggalkan pemujaan, maka bong akan lenyap. Persahabatan dan kehangatan berwarganegara pasti kembali’
- “Kekerasan adalah potensi setiap orang. Apalagi bila tak lega menerima yg berbeda”
- “Kita hidup di ujung “era manusia”. Humanisme sedang berevolusi menuju sistem nilai baru. Banyak kemarahan karena banyak ketidaktahuan.”
- “Bara kekerasan itu tersebar di lahan ketidakadilan, lalu disulut fanatisme.”
- “Badai membuat kita rasional. Sunyi hutan itu sentimental. Dua-duanya menimbulkan rindu.”
Sumber: inilah