GELORA.CO - Bentrokan antara warga Hindu dan Muslim kembali pecah di Negara Bagian Haryana, India menyusul kekerasan komunal yang menewaskan setidaknya tujuh orang, termasuk seorang ulama, di kota Nuh pekan lalu. Polisi melaporkan bahwa beberapa makam warga Muslim dibakar, sementara toko dan kendaraan dijarah dan dihancurkan pada Senin, (7/8/2023).
Kelompok ekstremis Hindu dilaporkan memberi ultimatum dua hari bagi warga Muslim di Hisar, Haryana untuk meninggalkan rumah-rumah mereka. Kelompok Hindu itu mengancam warga Muslim dengan kekerasan jika mereka tidak pergi, menurut laporan Samaa News.
Menurut laporan Times of India, ratusan ribu pekerja migran Muslim yang tinggal di Haryana harus mengungsi karena kekerasan yang ditujukan pada mereka masyarakat menyusul bentrokan di Nuh pekan lalu.
Di Nuh, pemerintahan partai berkuasa Bharatiya Janata (BJP) yang dimpimpin Perdana Menteri Narendra Modi, dilaporkan menghancurkan lebih dari 300 rumah milik warga Muslim dengan buldoser, dalam apa yang disebut warga sebagai “pembalasan”.
“Ini balas dendam. Mereka menghancurkan hotel, toko, dan rumah. Tidak ada banding dan sidang,” kata Abdul Rasheed seorang warga Muslim berusia 51 tahun kepada Al Jazeera pada Minggu, (6/8/2023). Rashid mengklaim bahwa otoritas tidak memberikan pemberitahuan atau menunjukkan perintah apa pun sebelum membuldoser rumah dan tokonya.
Bentrokan pekan lalu dimulai setelah prosesi yang diselenggarakan oleh kelompok Hindu sayap kanan, Vishwa Hindu Parishad dan sayap pemudanya, Bajrang Dal, mencapai distrik Nuh di Haryana, sekira 85 km dari New Delhi.
Kedua organisasi tersebut, yang berafiliasi dengan BJP yang berkuasa, sering menjadi berita utama untuk unjuk rasa kekerasan mereka yang menargetkan minoritas agama di India, terutama Muslim dan Kristen.
Kelompok Hindu menyalahkan Muslim – yang membentuk hampir 77 persen dari 280.000 penduduk Nuh, menurut sensus terakhir yang dilakukan pada 2011 – karena memulai kekerasan. Mereka mengatakan prosesi mereka dilempari batu dan kendaraan mereka dibakar, yang menyebabkan bentrokan antara kedua komunitas tersebut.
Sementara kelompok Muslim mengatakan pemicu kekerasan itu adalah video Facebook yang dirilis oleh Monu Manesar, seorang warga Hindu terkenal yang dituduh membunuh dua pria Muslim awal tahun ini karena diduga mengangkut daging sapi.
Dalam video tersebut, Manesar, yang menurut polisi Haryana melarikan diri, mendesak umat Hindu untuk bergabung dengannya di Nuh untuk prosesi VHP-Bajrang Dal – seruan yang membuat marah umat Islam di distrik tersebut.
Saat berita bentrokan di Nuh menyebar, kekerasan anti-Muslim pecah di berbagai bagian Haryana. Tujuh orang terbunuh dalam kekerasan menyusul bentrokan termasuk seorang ulama muda yang ditusuk di Gurugram, dan masjid-masjid dibakar.
Polisi menangkap lebih dari 150 Muslim atas kekerasan tersebut, sebagaimana dikonfirmasi oleh polisi kepada Al Jazeera pada Senin, (7/8/2023). Ini adalah salah satu aspek lain dari tindakan keras pemerintah BJP di Nuh, selain penghancuran bangunan Muslim, yang mengakibatkan ratusan warga Muslim meninggalkan rumah mereka karena ketakutan.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara bagian yang diperintah oleh BJP telah melihat buldoser dikerahkan untuk menghancurkan properti Muslim yang dituduh berpartisipasi dalam bentrokan agama, atau tuduhan serupa lainnya.
Juru Bicara BJP Raman Malik mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penghancuran dilakukan untuk menghentikan "perambahan ilegal" di tanah publik dan tidak ada hubungannya dengan kerusuhan. Ketika ditanya tentang waktu penghancuran yang bertepatan dengan akibat kekerasan, dia berkata: “Apakah Anda ingin pekerjaan ilegal ini didukung? Lihatlah kedua hal ini secara terpisah.”
Beberapa kelompok HAM mengutuk pihak berwenang India karena melakukan penghancuran, beberapa di antaranya dilakukan berkilo-kilo meter jauhnya dari lokasi kekerasan minggu lalu.
Sumber: okezone