UFO Jatuh dan Materialnya Dipelajari di Amerika Serikat

UFO Jatuh dan Materialnya Dipelajari di Amerika Serikat

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Media massa di Amerika Serikat (AS) belakangan ini ramai memuat berita tentang UFO. Salah satu yang terbaru, pada bulan Juni 2023, adalah tampilnya whistleblower (orang yang memberikan kesaksian), yaitu David Charles Grusch. Ia adalah seorang veteran Angkatan Udara AS, pejabat intelijen yang menyampaikan keterlibatannya dalam mengambil UFO yang jatuh.

Munculnya whistleblower tersebut adalah salah satu efek dari diberlakukannya aturan yang disahkan oleh kongres AS mengenai impunitas bagi mereka yang menyampaikan kesaksian tentang UFO, baik melihat langsung maupun terlibat dalam program rahasia.

Namun sebelum munculnya para whistleblower ini, pada tahun 2021, badan intelijen AS telah membalas permintaan keterbukaan informasi publik yang disampaikan oleh investigator UFO, John Greenwald dan Anthony Bragaglia. Balasan tersebut di antaranya menyatakan bahwa militer AS menyimpan bangkai atau serpihan UFO dan telah melakukan penelitian mengenai teknologi UFO.

Keanehan UFO

Serangkaian fakta di atas tentu mengusik rasa ingin tahu kita, seberapa jauh pemerintah AS telah mempelajari atau menguasai teknologi UFO. Teknologi yang memungkinkan UFO menampilkan karakteristik gerak sangat berbeda dari pesawat pada umumnya.

Misalnya menurut penelitian seorang profesor Fisika di Albany University, New York, Dr. Kevin Knuth, UFO dapat bergerak dengan percepatan ribuan kali percepatan gravitasi bumi, alias ribuan kali percepatan gravitasi (g). Pilot sebuah pesawat tempur paling kuat hanya bertahan di angka 8 atau 9 kali percepatan gravitasi, lebih dari itu dia akan pingsan.

Masih menurut penelitian Dr. Knuth yang dipublikasikan dalam jurnal Q1, Entropy, adalah dengan percepatan ribuan g, UFO menunjukkan kemampuan mengarungi jarak yang sangat jauh antar sistem bintang di galaksi ini.

Umumnya penelitian tentang UFO tidak hanya membahas geraknya, namun juga pancaran cahaya atau luminositas. Mengenai ini, seorang ufolog sekaligus ilmuan komputer, Jacques Vallee pernah membahasnya dalam publikasi sebuah konferensi. Kesimpulannya pancaran cahaya sebuah UFO sangat kuat, meskipun dalam luasan yang kecil, yaitu di permukaan objek UFO. Jika dihitung energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan luminositas sebesar itu, maka setara dengan energi sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir, yaitu sebesar 30.000 MW. Ini cukup aneh, sebab sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat membangkitkan energi sebesar itu dalam ukuran cukup kecil serta bermanuver ribuan g. 

Objek UFO memang cukup sulit dideteksi oleh peralatan sensor. Sering terjadi, objek tertangkap kamera sepersekian detik kemudian terlepas lagi sebab geraknya yang sangat cepat atau kemampuannya dalam menghilang. Kemampuan untuk tidak tampak memang dimiliki oleh pesawat tempur F-35 milik AS, SU-57 milik Rusia atau J-20 milik China. Namun kemampuan menghilang tersebut hanya pada rentang panjang gelombang radar, bukan pada rentang cahaya tampak. Sehingga pesawat tempur dapat saja tidak tampak pada radar namun melalui pandangan mata atau kamera biasa akan tetap terlihat. UFO tidak demikian, saat menghilang di radar, pengamat di lapangan melaporkan objek UFO tersebut juga menghilang dari pandangan mata.

Keanehan lain dari UFO adalah tidak ditemukannya profil panas seperti pada mesin pesawat terbang yang memanfaatkan aerodinamika udara. Umumnya saat dideteksi melalui kamera panas atau yang dikenal dengan kamera infrared, sebuah pesawat akan menghasilkan jejak panas akibat pembakaran jet pendorong dan gesekan dengan udara. Namun kamera infrared yang berhasil merekam UFO tidak menunjukkan ada panas buangan di sekeliling UFO.

 Misalnya tiga video UFO yang resmi dirilis oleh Pentagon di tahun 2021. Ketiga video tersebut, yang dikenal dengan nama GoFast, Gimbal dan Tic-Tac tidak menunjukkan adanya signature atau jejak panas seperti sebuah pesawat. Seakan-akan UFO dapat bergerak tanpa gesekan dengan udara dan tanpa jet pendorong apa pun.

Sebuah surat balasan dari permintaan keterbukaan informasi (FOIA) bertanggal 8 Januari 2021 menyebutkan adanya alih teknologi UFO. FOIA atau Freedom of Information Act adalah hak warga negara AS untuk mendapatkan informasi dari pemerintah.

Surat balasan itu ditujukan kepada Anthony Bragaglia dan merupakan jawaban dari surat yang dia kirimkan kepada Defense Intelligence Agency (DIA) AS pada tahun 2017. Surat permintaan dari Anthony B. menyebutkan keberadaan suatu unit khusus di bawah Pentagon yang menyelidiki UAP/UFO di AS. Unit yang bernama Advanced Aerospace Threat Identification Program atau AATIP itu baru terungkap ke publik pada tahun 2017, jauh lama setelah program tersebut berakhir, yaitu tahun 2012.

Selanjutnya ia menyebutkan bahwa AATIP memiliki gudang penyimpanan di Las Vegas, di bawah Bigelow Aerospace Advances Space Studies (BAASS) yang akan digunakan untuk menyimpan material paduan serupa logam (metal-like alloy) yang diambil dari UAP/UFO. Material yang dimaksud berupa serpihan residu, serpihan yang mengapung di laut, material yang lepas atau material dari UAP/UFO yang jatuh. Anthony B. kemudian meminta semua informasi yang berkaitan dengan informasi tadi.

Tiga tahun kemudian, barulah DIA menyampaikan surat balasan kepada Anthony B. Isi surat menyebutkan hasil pencarian pada sistem DIA menghasilkan lima dokumen yang berjudul:

- Metallic Glasses, Status and Prospects for Aerospace Applications (30 halaman).
- Biomaterials (32 halaman).
- Materials for Advanced Aerospace Platforms (27 halaman).
- Metallic Spintronics (27 halaman).
- Metamaterials for Aerospace Applications (38 halaman).

Judul dokumen hasil penelitian material UAP tersebut mengisyaratkan prospek pemanfaatan teknologi canggih yang akan mengubah dunia. Meskipun demikian ada kenyataan yang lebih menghebohkan: DIA memiliki material UAP/UFO yang jatuh di AS! Dan ini disebutkan dalam surat resmi mereka!

Lebih jauh lagi mengenai Bigelow Aerospace, dokumen FOIA lain menyebutkan bahwa perusahaan swasta yang dipimpin oleh Robert Bigelow itu, memiliki program yang terkait dengan pencarian dan penelitian Advanced Aerospace Vehicle (AAV). Istilah AAV sering digunakan untuk merujuk pada UFO atau UAP FOIA bertanggal 20 Juni 2023 tersebut merupakan jawaban atas permintaan informasi oleh Marc Cecotti pada 8 Desember 2021. 

Kedua dokumen FOIA di atas sejatinya memperkuat klaim David Gruch bahwa AS secara aktif mencari UFO (atau UAP/AAV) yang jatuh di wilayah mereka dan mempelajari kecanggihan UFO dalam rangka alih teknologi.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita