Tak Tahu itu Lahan TNI, Guntur Romli Klaim Pasang Baliho Ganjar Resmi di Papan Reklame Komersial

Tak Tahu itu Lahan TNI, Guntur Romli Klaim Pasang Baliho Ganjar Resmi di Papan Reklame Komersial

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Ketua Umum Ganjarian Spartan Guntur Romli mengaku tak tahu jika baliho bergambar capres Ganjar Pranowo dipasang di lahan milik TNI. Ganjarian memasang baliho tersebut resmi di papan Reklame Komersial, tidak tahu jika papan reklame komersial itu berdiri diatas tanah milik TNI.

Baliho yang dipasang di Muara Teweh, Kalimantan Tengah itu kemudian dicopot oleh aparat TNI, Sabtu (15/7/2023). Pencopotan ini sempat viral di media sosial.

Guntur mengungkapkan teman-teman relawan Ganjar yang dipimpinnya berani memasang Baliho di lahan tersebut karena dipasang di papan reklame komersial. Bukan di tempat yang dilarang.

Guntur menjelaskan selama proses pemasangan, Ganjarian hanya berkoordinasi dengan penyedia papan reklame, bukan pemilik tanah. Karena itu, Guntur memprotes keras pencopotan baliho Ganjar tersebut.

Guntur pun mempertanyakan jika itu tanah negara atau tanah TNI, kenapa ada papan reklame komersial disitu.

Jika lahan TNI dilarang untuk pemasangan papan reklame komersial seharusnya sejak awal ada aturan pelarangan ijin berdirinya papan reklame komersial disana. Jika pun ketahuan ada papan reklame komersial, seharusnya dibongkar, karena tanah tersebut aset negara.

“Kami tidak tahu soal tanah itu, karena kami kan memasang di papan reklame komersial. Ini kan aneh, kalau memang tanah itu milik TNI, kenapa ada papan reklame? Kalau tidak boleh harusnya papan reklame dibongkar,” kata Guntur sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin (17/7/2023).

Guntur khawatir aparat militer digunakan sebagai alat kepentingan politik lain untuk menekan Ganjar di Pilpres 2024.

“Ganjarian protes sangat keras jika alat-alat militer digunakan untuk menekan Ganjar Pranowo,” ucap dia.

Menurut dia, aparat TNI telah berbuat di luar kewenangan dengan mencopot baliho Ganjar itu.

Guntur berpendapat hal tersebut justru menimbulkan persepsi buruk atas TNI yang seharusnya bersikap netral pada pemilu.

“Jika pun perlu ada penertiban Baliho, yang berhak melakukannya adalah aparat Pemda. Misalnya Satpol PP. Bukan pihak militer,” ujarnya.

Ia menilai pencopotan baliho itu terkesan seperti titipan pihak yang tak menghendaki sosialisasi Ganjar sebagai bakal capres di Barito Utara.

Selain itu, Guntur mengatakan tindakan itu merupakan upaya membungkam aspirasi masyarakat Barito Utara atas pilihan politik mereka.

“Dikhawatirkan tindakan itu tidak berdiri sendiri. Tapi ada titipan kepentingan politik lain yang menjadikan Ganjar Pranowo sebagai sasaran,” katanya.

Sebelumnya, baliho Ganjar dicopot di lahan Makodim Muara Teweh, Sabtu (15/7/2023). Video pencopotan baliho itu viral di media sosial yang menunjukkan pihak Danramil Muara Teweh atas perintah Dandim Barito Utara tengah menurunkan baliho.

Sumber: editor
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita