GELORA.CO - Kontroversi seputar renovasi Jakarta International Stadium (JIS) oleh pemerintah pusat menjelang Piala Dunia U-17 terus bergulir. Tak sedikit yang mengkhawatirkan isu ini digoreng dan dikaitkan dengan politik.
"Banyak pro dan kontra yang muncul di masyarakat dan polemik ini dihubungkan dengan isu penjegalan Anies Baswedan sebagai kandidat calon presiden," kata jubir Anies, Sudirman Said, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7).
"Dan timbul pertanyaan di masyarakat seolah pemerintah sulit mengakui Stadion JIS yang dibangun semasa Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta," imbuhnya.
Anies meresmikan Stadion JIS pada 24 Juli 2022.
Menurut Sudirman, pertanyaan mengapa pemerintah sulit sekali mengakui stadion JIS menyeruak di tengah publik.
“Kok pemerintah pusat seperti terus mencari-cari kekurangan? Masyarakat pasti memiliki pertanyaan yang sama, apa salahnya mengakui ada karya anak bangsa yang bermutu tinggi?” katanya.
Padahal, menurut Sudirman, banyak lembaga internasional, lembaga profesi dan pesepakbola internasional yang memberikan apresiasi pada kualitas stadion JIS.
“Persepsi demikian mau tidak mau terbentuk, karena sudah didahului dengan berbagai peristiwa yang sejenis. Seperti yang terjadi pada Formula E semasa Anies, yang dipersulit, dikritik dan tidak diberi dukungan sponsor. Namun begitu Anies selesai (menjabat), menjadi program yang diminati banyak pihak dan banjir sponsor,” ujar Sudirman.
Ia menyebut, tidak hanya Formula E, ini juga terjadi pada trotoar dan jalur pesepeda yang dibongkar.
“Juga cerita sodetan Kali Ciliwung yang mengada-ada. Semuanya bukan didasari argumen teknis dan profesional, tetapi didasari perspektif politik," kata Sudirman.
Terkait pernyataan Menpora Dito Ariotedjo yang menyebut ada 5 stadion berstandar FIFA di Indonesia dan tidak terdapat JIS di dalamnya, banyak pihak mengaitkan hal tersebut kental aroma politis untuk mereduksi keberhasilan Anies. Menurutnya itu memang pertanyaan besar.
“Apakah karena JIS yang membangun Anies lantas dipermasalahkan? Mengapa tidak mempermasalahkan stadion-stadion yang lain? Apakah JIS sedemikian bermasalah, sehingga tidak layak diajukan sebagai salah satu venue?” ujar Sudirman.
Ia mengusulkan untuk mengakhiri polemik, sebaiknya penilaian diserahkan kepada FIFA.
“Serahkan segala sesuatu pada ahlinya," kata Sudirman.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan stadion JIS belum berstandar FIFA, di antaranya mengenai rumput. Sudirman yang juga anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini mengatakan, pihaknya menghargai niat pemerintah untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan fasilitas olah raga, terlebih yang akan menjadi ajang perhelatan internasional.
“Tetapi akan elok bila aspek kompetensi dan otoritas menjadi pegangan. Dalam hal ini, bila mau menilai apakah sesuai standar FIFA atau tidak, ya sebaiknya penilaian dilakukan oleh FIFA sendiri, bukan oleh pejabat pemerintah," kata Sudirman.
Terlebih dalam urusan rumput stadion yang dianggap tidak sesuai standar.
“Publik bertanya, mengapa pejabat negara mendengarkan pandangan dari kontraktor rumput. Bukankah ini sinyal adanya benturan kepentingan, yang menjurus perilaku koruptif?” ujar pendiri organisasi Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) ini.
Sumber: kumparan