GELORA.CO - Nama Otto Toto Sugiri tengah menjadi perbincangan warganet.
Hal itu lantaran dirinya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Bahkan, Otto Toto Sugiri banyak dicari warganet karena sosoknya yang mendapat julukan si 'Bil Gates Indonesia'.
Diketahui, Otto Toto Sugiri menjadi orang terkaya ke-23 di Indonesia versi majalah Forbes pada 2022.
Ia juga menempati peringkat ke-1.516 sebagai orang terkaya di dunia.
Harta kekayaan dari pendiri sekaligus Presiden Direktur PT DCI Indonesia ini sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 28,5 triliun.
Apalagi saham PT DCI Indonesia terus melonjak sejak januari 2021.
Nama Otto Toto Sugiri memang sudah tidak asing lagi di industri teknologi yang menjadikannya sebagai salah satu pelopor data center untuk menumbuhkan ekonomi digital Indonesia.
Karier Otto Toto Sugiri
Diketahui, Otto Toto Sugiri merupakan salah satu pendiri PT DCI Indonesia sekaligus menjadi presiden direktur perusahaan tersebut.
PT DCI Indonesia adalah perusahaan pusat data yang menyediakan penyimpan data server dan layanan ruang data terbesar di Indonesia.
Keberhasilannya pun tidak lepas dari perjuangannya di masa lalu.
Otto meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dan Master Teknik Komputer di RWTH Aachen University, Jerman pada 1980.
Setelah lulus, ia pun kembali ke Indonesia untuk merawat sang ibu yang sakit.
Di saat yang sama, Otto kebingungan untuk mencari pekerjaaan.
Sebab pada saat itu sangat jarang peursahaan yang mencari programmer.
Tiga tahun berselang sejak kelulusannya tersebut, Otto bekerja di Bank Bali yang memiliki tanggungjawab untuk membuat sebuah software akuntansi.
Otto juga mengembangkan sistem IT Bank Bali melalui back office hingga ke akuntansi.
Bank Bali merupakan perusahaan keluarga milik pamannya.
Berada di Bank Bali selama 6 tahun, Otto memilih untuk keluar dan mendirikan perusahaan sendiri bernama Sigma Cipta Caraka pada 1989.
Dihimpun dari BangkaPos.com dan Tribunwiki.com, berdirinya Sigma Cipta Caraka bertepatan dengan aturan pemerintahan mengenai kebijakan industri perbankan yang membuat jumlah bank melonjak ke 240 bank pada 1994 yang sebelumnya hanya terdapat 111 bank.
Baca juga: Duo Hartono Kembali Jadi Orang Terkaya Setelah Harta Pengusaha Batu Bara Terkuras Rp 134 Triliun
Hal itu dimanfaatkan Otto untuk melayani bank-bank baru yang membutuhkan dukungan IT.
Dalam setahun, Sigma Cipta Caraka mengantongi keuntungan hingga 1,2 juta dolar AS.
Kemudian, Otto pun mendirikan Indointernet di tahun 1994 yang merupakan penyedia layanan sambungan internet (ISP) pertama di Indonesia.
Indointernet memudahkan masyarakat untuk menjelajahi situs di seluruh dunia untuk pertama kalinya.
Nama Otto Toto pun menduduki jabatan sebagai Presiden komisioner sejak tahun 2012 di PT Indointernet Tbk.
Otto Toto semakin semangat untuk mendirikan perusahaan lagi, yang menghasilkan BaliCamp sebagai anak perusahaan Sigma Cipta Caraka.
Namun, BaliCamp tak bertahan lama dan harus tutup setelah tragedi Bom Bali di tahun 2002.
Tahun 2008, Otto menjual 80 persen sahamnya ke Telekomunikasi Indonesia (Telkom) senilai 35 juta dolar AS dan berpikir untuk pensiun.
Namun, Otto mendapat angin segar setelah pemerintah membuka pintu untuk memperkuat pusat data negara pada 2011.
Di situlah Otto Toto bersama enam orang lainnya mendirikan Data Center Indonesia (DCI).
Tahun 2014, DCI mendapat sertifikasi Tier VI klasifikasi tertinggi industri pusat data global, dan mampu menarik banyak klien terbanyak serta terbaik.
Ia pun terus berusaha dan melengkapi syarat perusahaannya sebagai pusat data yang mampu menjamnin 99,995 persen dan memiliki cadangan untuk listrik jika terjadi pemadaman.
Hingga kini, DCI bekerjasama dengan sekitar 40 perusahaan telekomunikasi dan 120 penyedia layanan keuangan di Indonesia, Asia Tenggara, dan AS.
Sumber: tribunnews