GELORA.CO - Sejumlah kucing liar dan peliharaan di wilayah Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mati mendadak.
Sebelum ditemukan mati, kucing-kucing itu terlihat lemas dan tidak agresif bahkan cenderung lebih banyak diam di tempat yang lebih sejuk.
Pemilik klinik hewan, drh Sriwijayani, mengatakan kasus kematian kucing secara mendadak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, cukup tinggi, mencapai 80 sampai 90 persen setiap tahunnya.
Faktor penyebab kematian kucing-kucing itu karena virus. Namun tidak menular ke manusia.
"Disebabkan akibat virus, di antaranya virus Panleukoponia dan cat flu," kata pemilik klinik hewan, drh Sriwijayani, kepada wartawan, Jumat (14/7).
Sriwijayani menyebutkan, virus Panleukoponia menjadi penyebab paling tinggi kasus kematian kucing secara mendadak.
"Kucing yang terpapar virus tersebut biasanya memiliki gejala demam tinggi, muntah dan kejang-kejang. Angka kesembuhannya hanya 10 persen sampai 20 persen," jelasnya.
Penyebaran virus pada kucing, kata Sriwijayani, angkanya akan terus meningkat terutama pada akhir tahun seiring kondisi cuaca penghujan.
"Tapi saat ini memang, fenomenanya terjadi lebih awal tidak lagi di akhir tahun atau musim penghujan," ujarnya.
Sriwijayani mengungkapkan, untuk pencegahan agar kucing-kucing tidak terpapar virus yakni dengan pemberian vaksin dan perawatan yang baik.
"Pemberian vaksin dan vitamin menjadi cara pencegahan agar kekebalan tubuh kucing dapat terjaga, termasuk pemberian vitamin dan obat cacing," tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah kucing liar dan peliharaan di wilayah Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur Jawa Barat mati mendadak.
Seorang pemilik kucing, Rizki (29) mengaku sudah tiga ekor kucing miliknya mati mendadak.
"Satu ekor induknya dan dua ekor anak kucing mati. Tiba-tiba saja, awalnya kucing-kucing ini terlihat lemas dan tidak agresif yang biasanya lari-lari, beberapa waktu sebelum ditemukan mati justru lebih banyak diam di tempat yang sejuk," kata Rizki, kepada wartawan, Kamis (13/7).
Untuk mengantisipasi kematian serupa, dia telah membawa kucing lain miliknya ke klinik hewan untuk mendapatkan asupan vitamin dan vaksin.
"Keterangan dari dokter hewan sih, katanya akibat virus. Kucing-kucing lain, saya lakukan vaksin dan pemberian vitamin agar tidak mati mendadak," jelasnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ke kucing lainnya, kucing-kucing yang mati mendadak dikubur di lokasi yang jauh dari permukiman.
Sumber: kumparan