Ribuan Demonstran di Georgia Bubarkan Festival LBGT, Bendera Pelangi Dirusak

Ribuan Demonstran di Georgia Bubarkan Festival LBGT, Bendera Pelangi Dirusak

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ribuan demonstran anti-LGBT membubarkan festival Pride Parade yang digelar secara tertutup di pinggiran Ibu Kota Tbilisi, Georgia, pada Sabtu (8/7) akhir pekan lalu. 

Kerusuhan terjadi setelah demonstran bentrok dengan aparat keamanan, meski hingga kini tidak ada korban jiwa maupun luka yang dilaporkan. 

Dikutip dari Reuters, media lokal First Channel melaporkan polisi bentrok dengan para demonstran anti-LGBT di Lisi Wonderland — lokasi diselenggarakannya Pride Parade secara tertutup. 

Sekitar dua ribu demonstran menyerbu Lisi Wonderland, merusak properti berbau LGBT seperti bendera pelangi dan plakat.

Direktur Tbilisi Pride Parade dalam cuitannya di Twitter mengkonfirmasi bahwa festival terpaksa dibatalkan dan seluruh peserta acara telah dievakuasi ke lokasi yang aman. 

Namun, mereka mengkritik kebijakan otoritas Georgia atas pelaksanaan Pride Parade dan menudingnya telah bersekongkol dengan pihak Rusia. 

"Kementerian Dalam Negeri Georgia sekali lagi lalai untuk melindungi kami dari kelompok-kelompok ekstrem kanan yang kejam dan membiarkan massa menghalangi kami untuk menunjukkan kebebasan berekspresi dan berkumpul, bahkan di tempat yang tersembunyi sekalipun," tulis Pride Parade. 

Menurut pihaknya, festival Pride Parade selama dua tahun terakhir telah digelar setertutup mungkin untuk menghindari risiko protes atau kekerasan serupa. 

Mereka pun menuding pemerintah Georgia dengan sengaja telah bekerja sama dan bersekongkol dengan kelompok konservatif pro-Rusia di negara itu, Alt Info. 

Pada gilirannya, Wakil Menteri Dalam Negeri Georgia Alexander Darakhvelidze mengaku telah mengetahui adanya kekacauan tersebut dan mengkonfirmasi tidak ada korban luka yang diakibatkan. 

"Para demonstran berhasil menemukan cara untuk memasuki area acara, tetapi kami berhasil mengevakuasi para peserta dan penyelenggara Pride," kata Darakhvelidze. 

"Tidak ada yang terluka dalam insiden ini dan polisi sekarang mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi," sambung dia. 

Sebenarnya, Georgia telah mengesahkan undang-undang yang menentang diskriminasi dan kejahatan bermotif kebencian. Namun, komunitas LGBT di negara itu mengaku perlindungan yang memadai dari aparat penegak hukum masih belum cukup.

Selain itu, ideologi homofobia juga masih dimiliki oleh masyarakat luas di negara yang secara sosial menganut nilai konservatif ini. 

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita