Pernikahan Anjing Pakai Adat Jawa Dikritik Keras, Kedua Pemilik Hewan Akhirnya Minta Maaf

Pernikahan Anjing Pakai Adat Jawa Dikritik Keras, Kedua Pemilik Hewan Akhirnya Minta Maaf

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pernikahan anjing yang digelar dengan konsep adat Jawa menuai kritikan dari banyak pihak. Acara pernikahan dua anjing bernama Jojo dan Luna tersebut diselenggarakan atas inisiatif kedua pemilik hewan, yaitu Valentina Chandra (pemilik Luna) dan Indira Ratnasari (pemilik Jojo).

Salah satu pihak yang mengkritik keras adalah Paguyuban Panatacara Yogyakarta (PPY). Ketua PPY, Ki Abeje Janoko, menyebut bahwa pernikahan anjing yang dilaksanakan secara mewah di Pantai Indah kapuk, Jakarta Utara, sangat mencederai nilai-nilai budaya adiluhung yang tetap dilestarikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Menurut Ki Abeje, prosesi pernikahan secara adat Jawa hanya berlaku untuk manusia dengan segala makna indah dan filosofi di dalamnya. Dan ia sangat keberatan atas terjadinya prosesi pernikahan anjing tersebut.

Lantaran merasa tekah menimbulkan kegaduhan, Valentina Chandra dan Indira Ratnasari atau Nena akhirnya meminta maaf secara terbuka.

Dikutip dari akun Instagram @lambe_turah, Rabu (19/7/2023), keduanya memohon maaf kepada para pegiat budaya Jawa dan seluruh masyarakat Indonesia yang kurang berkenan dengan acara pernikahan anjing tersebut.

"Pertama-tama perkenalkan saya Nena dan Valen selaku penyelenggara acara dan mewakili seluruh pihak yang terlibat. dengan ini kami menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo dan Luna.

Kami sangat menyesal dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para pegiat budaya jawa dan seluruh masyarakat Indonesia yang kurang berkenan dan tersakiti dengan acara ini.

Sedikit pun tidak ada niatan bagi kami untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Indonesia terutama budaya Jawa. 

Kami sangat berterima kasih juga karena telah diingatkan kembali untuk lebih memahami budaya tersebut

Kami berjanji untuk ke depannya tidak akan mengulangi lagi dan akan menjadi pembelajaran kami ke depan, kami juga mohon maaf sebesar-besarnya keuskupan Agung Jakarta dan seluruh dan seluruh umat Katolik untuk berita pemberkatan hewan peliharaan yang disalah artikan oleh masyarakat sebenarnya yang terjadi hanyalah pet blessing/pemberkatan hewan yang seperti biasa dilakukan oleh gereja di tanggal 4 Oktober untuk memperingati St Fransiskus Asisi," tulis pemilik hewan tersebut.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita