Perang Bubat, Kala Raja dan Patih Sunda Tak Sependapat Berujung Malapetaka di Majapahit

Perang Bubat, Kala Raja dan Patih Sunda Tak Sependapat Berujung Malapetaka di Majapahit

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Perang Bubat antara Kerajaan Sunda dan Majapahit amat tersohor. Pertempuran yang tak seimbang itu mendatangkan malapetaka bagi seluruh rombongan pengantar putri Sunda, Dyah Pitaloka Citraresmi.

Konon, keberangkatan rombongan Kerajaan Sunda ke Majapahit menjadi tanda tanya. Pasalnya, raja Sunda dan mahapatihnya tak satu suara perihal rencana pernikahan Dyah Pitaloka Citraresmi dengan Raja Majapahit, Hayam Wuruk.

Raja Sunda, Linggabuana Wisesa, konon mengambil keputusan sepihak tanpa berdiskusi dengan sang Mahapatih Amangkubhumi Bunisora. 

Bahkan saat perwakilan Majapahit datang untuk melamar Citraresmi melalui Madhu, sang raja Sunda langsung menyetujui pernikahan putrinya dengan Hayam Wuruk. Padahal saat itu Sunda menjadi satu-satunya wilayah di Pulau Jawa yang belum tunduk ke kekuasaan Majapahit sebagaimana dicetuskan pada Sumpah Palapa Gajah Mada.

Tindakan raja Sunda menerima lamaran dari Majapahit pun dipertanyakan oleh Bunisora.

Dalam buku Perang Bubat 1279 Saka: Membongkar Fakta Kerajaan Sunda Vs Kerajaan Majapahit, rombongan Sunda yang terdiri dari raja dan sejumlah pejabat tinggi lainnya nekat datang ke Majapahit untuk mengantarkan Dyah Pitaloka Citraresmi untuk dipersunting Hayam Wuruk. Namun, sang patih Bunisora tak ikut dalam rombongan. 

Sesampai di lapangan Bubat, rombongan pengantin Sunda ditemui oleh pasukan Bhayangkara di bawah komando Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada. Dalam pertemuan itu, Maharaja Linggabuana Wisesa dan Mahapatih Amangkubhumi Gajah Mada melakukan diplomasi.

Pada diplomasi tersebut, Maharaja Linggabuana Wisesa menolak permintaan Gajah Mada agar Dyah Pitaloka diserahkan kepada Hayam Wuruk sebagai tanda takluk Sunda pada Majapahit alih-alih selaku pengantin. Akibatnya, terjadi benturan kepentingan yang berujung pada perang.

Perang yang terjadi antara rombongan pengiring pengantin Sunda dan pasukan Bhayangkara Majapahit tak berlangsung seimbang. Di ujung perang, Maharaja Linggabuana Wisesa, permaisuri, beserta rombongannya tewas. 

Mengetahui ayah dan ibunya meninggal, Dyah Pitaloka Citraresmi mengakhiri hidupnya dengan tragis. Dia bunuh diri.

Sumber: inews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita