Pengamat Sebut Sri Mulyani Baru Sadar Ada Ekspor Bodong Besar-besar Setelah 9 Tahun Berkuasa

Pengamat Sebut Sri Mulyani Baru Sadar Ada Ekspor Bodong Besar-besar Setelah 9 Tahun Berkuasa

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengungkapkan sederet keuntungan bagi para eksportir yang simpan devisa hasil ekspor (DHE) selama 3 bulan. 

Adapun pemerintah diketahui mewajibkan penguasa maupun eksportir menyimpan DHE di dalam negeri.

Hal tersebut ditanggapi Gigin Praginanto melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Gigin Praginanto menilai bahwa Sri Mulyani justru baru sadar terkait ekspor bodong besar-besaran. Ia pun menyinggung bahwa ada laporan yang tidak dibaca oleh Sri Mulyani.


"Udah 9 tahun berkuasa baru sadar ada ekspor bodong besar-besaran. Selama ini gak pernah baca laporan BI cadangan devisa yang jauh berbeda dari angka ekspor," ujar Gigin Praginanto dikutip Suara Liberte dari akun Twitter pribadi miliknya @giginpraginanto, Jumat (28/7).


Sementara itu, Sri Mulyani mengungkapkan soal yang didapatkan eksportir , yakni insentif fiskal dalam konteks Pajak Penghasilan (PPh) atas bunga deposito dari DHE yang diparkir di instrumen keuangan Indonesia.


Adapun mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2023 tentang DHE dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam, eksportir yang menempatkan DHE di dalam negeri mendapat hak insentif perpajakan sesuai dengan UU perpajakan yang berlaku. 

"Peraturan pemerintah yang keluar sejak 2020 nomor 131 mengenai pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat BI, berlaku untuk DHE tadi," jelas Sri Mulyani dikutip dari Bisnis.

Dilansir dari Bisnis, Sri Mulyani menjelaskan bahwa insentif perpajakan yang mengacu pada peraturan sejak 2020 tersebut, umumnya PPh atas bunga deposito dari valas non-DHE dikenakan 20 persen.  Apabila eksportir memarkirkan DHE dengan jangka waktu satu bulan, pemerintah hanya mengenakan PPh atas bunga deposito tersebut sebesar 10 persen.  


Sedangkan bagi pelaku usaha ekspor yang menempatkan DHE selama 3 bulan, cukup membayar PPh atas bunga deposito sebesar 7,5 persen. Eksportir yang memarkirkan DHE selama 6 bulan, maka PPh hanya 2,5 persen. 


"Di atas 6 bulan, DHE tidak dikenakan PPh bunga deposito," tambah Sri Mulyani. 

Bendahara Negara tersebut melanjutkan, insentif yang lebih menarik akan diberikan kepada eksportir yang melakukan konversi DHE ke rupiah.  PPh atas bunga deposito yang berlaku jika beralih ke rupiah, mulai dari 7,5 persen jika diparkir satu bulan. Apabila deposito selama 3 bulan, PPh sebesar 5 persen.


Sedangkan untuk deposito DHE selama 6 bulan atau lebih dari 6 bulan, tak perlu membayar PPh atas bunga deposito, alias bebas bayar. 

Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah memberikan insentif fiskal sebagai bentuk bahwa eksportir memiliki andil dalam memperkuat stabilitas sistem keuangan Indonesia.

"Dengan adanya penempatan DHE, dia sudah mendapatkan insentif dari BI, supaya kebutuhan bisnis tidak disrupsi, dan dari sisi kewajiban perpajakan terhadap DHE juga mendapatkan fasilitas yang sangat baik. Agar para eksportir merasa ini mekanisme yang adil. Ini win-win dari semua pihak," tutupnya.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita