Pegiat Medsos Nilai Alasan Budiman Sudjatmiko Dekati Prabowo karena Ada Masalah dengan Ganjar

Pegiat Medsos Nilai Alasan Budiman Sudjatmiko Dekati Prabowo karena Ada Masalah dengan Ganjar

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pertemuan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi sorotan. Apalagi, usai pertemuan tersebut, Budiman memuji-muji Prabowo.

Belum lama ini, politisi PDIP lainnya juga kedapatan memuji Prabowo yaitu Effendi Simbolon pada suatu acara. Padahal diketahui, PDIP sudah mengusung satu nama sebagai bakal calon presiden (bacapres) yaitu Ganjar Pranowo. 

Pegiat media sosial Denny Siregar mengatakan bahwa dirinya memiliki beberapa analisa mengapa beberapa politisi PDIP seolah-olah merapat ke Prabowo. Salah satunya adalah tidak setuju atas pencapresan Ganjar Pranowo. 

"Ada juga pemikiran kalau Budiman punya masalah dengan Ganjar dan tidak setuju dengan pencalonan Ganjar seperti halnya Effendi Simbolon yang tidak mau tunduk ke Ganjar karena di PDIP Ganjar itu siapa? Kalau Puan yang maju oke-oke aja," kata Denny Siregar, mengutip video yang diunggah di 2045 TV, Kamis (20/7/2023). 

Sebelumnya Denny menilai bahwa Pilpres 2024 tidak lagi menggunakan strategi keras namu menggunakan strategi mendekat, merangkul, dan kemudian memecahkan.  

"Pilpres 2024 ini unik, strategi keras dalam pilpres-pilpres sebelumnya sudah tidak lagi dimainkan, kita ingat Pilpres 2014 apalagi 2019 itu begitu keras karena terbelah antara kaum agama fundamentalis dan nasionalis," jelas Denny.  

"Lawan politik sekarang pakai strategi mendekat, merangkul, membelah dan menghancurkan. Dua kali kekalahan pasca Presiden SBY membuat lawan politik sekarang mengubah strategi berhadapan dengan strategi kuda troya, memasukkan virus ke aliran darah musuhnya," tambahnya. 

Denny menyebut bahwa lawan politik saat ini berusaha masuk ke rumah musuhnya. Jika berhasil, maka ia akan merangkul simbol musuhnya dan melakuka propaganda. Jika demikian, keadaan ini sudah berbahaya. 

"Strategi merangkul, maka dirangkullah simbol musuhnya dan melakukan klaim, bahkan propaganda agar orang percaya dirinya sama dengan simbol musuhnya. Ketika sudah masuk ke sini, situasi sudah berbahaya," pungkasnya. 

Sumber: kontenjatim
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita