Nikuba Sebut Tokcer Motor Gunakan Bahan Bakar Air, Kepala BRIN: Kami Ajak Lakukan Penyempurnaan

Nikuba Sebut Tokcer Motor Gunakan Bahan Bakar Air, Kepala BRIN: Kami Ajak Lakukan Penyempurnaan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan telah mengetahui tentang ada Niku Banyu atau nikuba yang viral dibahas sejak tahun lalu. Hal ini disampaikan saat mengunjungi Gedung Genomik di kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Rabu, 5 Juli 2023. “Kami sudah mengirim tim ke sana untuk melihat itu,” katanya di hadapan media. Menurutnya, saat itu dari asesmen tim dinyatakan perlu ada riset lanjutan.

Menurut Handoko, di BRIN ada semua fasilitas dan keperluannya disediakan untuk seluruh komunitas periset di tanah air. Ia menyebut pihak kampus, komunitas serta personal atau individu adalah pelaku yang dapat memanfaatkan fasilitas itu. “Sedang kami ajak supaya dia bisa dibuktikan secara saintifik,” kata Handoko mengenai Nikuba yang berbasis hidrogen itu.

“Kalau perlu ada penyempurnaan, kami sempurnakan bersama-sama,” ajak Handoko yang menyatakan mendukung usaha dalam membuat Nikuba. Namun, pekerjaan di ranah sains membuat para pelaku harus berhati-hati. Ia menyatakan untuk membuat pengembangan sampai terbukti secara saintifik. 

Sebelumnya, melansir akun Twitter, @nikubahidrogen mengungkap soal Nikuba. "Kami mencobakan (Nikuba Hidrogen) ke motor Babinsa Kodam III Siliwangi. Dua bulan ini, semua motor Nikuba terbukti tokcer menggunakan bahan bakar air, hidrogen," tulis akun tersebut pada 4 Mei 2022.

Berdasarkan penjelasan akun itu, konversi air energi ini memungkinkan motor menempuh jarak 45 hingga 50 kilometer untuk setiap tetes air. Kemudian untuk satu liter air, diklaim mampu membuat motor menempuh jarak Cirebon hingga Semarang, pergi-pulang.

Cara kerjanya, Nikuba berfungsi memisahkan hidrogen dan oksigen yang terkandung pada air lewat proses elektrolisis. Hidrogen yang dihasilkan dialirkan ke ruang pembakaran motor sebagai bahan bakar.

Kemudian oksigen akan dielektrolisis menjadi hidrogen dan juga dialirkan ke ruang pembakaran motor. Air yang digunakan pada Nikuba ini bukan air biasa. Air itu harus tidak mengandung logam berat. Sedangkan alat konversi air menjadi energi ini direncanakan akan diproduksi 10 ribu unit.

Soal harga, Nikuba Hidrogen rencananya dijual dengan harga Rp 6 juta untuk satu alat. "R&D (research and development) kami uji 5 tahun. Kini siap produksi massal. Tahap pertama untuk kendaraan roda dua dan roda tiga. Selanjutnya diharapkan bisa untuk semua kendaraan," kata @nikubahidrogen.

Penelitian Serupa

Menurut peneliti laboratorium motor bakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arifin Nur, proses elektrolisis air bukan hal baru. Banyak peneliti yang sudah melakukannya dalam upaya menemukan sumber energi alternatif, namun sampai saat ini belum berhasil membuat alat yang efisien.

Hal yang menjadi kendala karena air merupakan salah satu unsur yang sangat stabil di muka bumi, sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk memecah molekul air. Yang terjadi, umumnya energi input selalu lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan.

“Untuk menyikapi masalah itu umumnya Kalium Hydroksida (KOH) dicampurkan ke air untuk membantu mempercepat dan memperoleh gas HHO lebih banyak,” jelas Arifin.

Ia juga menyebutkan peneliti yang pernah melakukan riset ini, seperti Dr Hamidah dan Profesor Wawang dari UPI, Dr Iman KR dari ITB yang menguji alat sejenis buatan Jepang, Dr Eddy Sudrajat dan tim dari Unas dengan merek dagang EPB (energy power booster) yang pernah diuji efektivitasnya di PLTD Kota Baru, Kalimantan Selatan.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita