Ngeri! China Siapkan Militernya Hadapi Perang Dunia ke-3

Ngeri! China Siapkan Militernya Hadapi Perang Dunia ke-3

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pidato Presiden Xi Jinping terkait dengan seruan bagi militer negaranya untuk persiapan perang melawan Barat terkuak ke publik. Pidato yang disampaikan pada 2020 menjadi sorotan setelah Kyodo News menurunkan laporan mengenai hal ini.

Dalam pidatonya saat itu, Xi mengatakan negaranya telah "bangkit" dan kekuatan Barat "menurun". Dia melihat adanya risiko konflik yang dapat pecah dan meluas akibat perimbangan posisi dominasi global.

Sayangnya, saat itu, Jinping tidak mengungkapkan secara jelas asal konflik ini sehingga banyak pihak mengira sumber pernyataan Xi ini ditujukan oleh Taiwan sebagai kemungkinan 'titik api'.

Sebagai catatan, dokumen-dokumen tersebut dilaporkan disusun setelah pertemuan tahun 2020 dan dikeluarkan untuk komandan dan pejabat partai China pada musim panas lalu.

Saat itu, Rusia sedang berperang melawan apa yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai "seluruh mesin militer Barat" di Ukraina.

Namun, pada saat pernyataan Xi, perang Rusia di Ukraina belum terjadi. Meski presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Donald Trump mengobarkan perang dagang melawan Beijing, hubungan antara kedua negara tersebut belum mencapai titik nadir seperti yang mereka alami di bawah pemerintahan Biden, setelah kunjungan parlemen Washington ke Taiwan.

"Perlunya militer China untuk mempersiapkan pecahnya perang dan reaksi berantainya dan memerintahkan para komandan untuk selalu siap berperang untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional China," ujar Xi dalam laporan yang dikutip dari Russia Today, Minggu (30/7/2023).

Komentar Xi memang dilakukan secara tertutup. Namun, pemimpin China ini sering membuat pernyataan serupa di depan umum. Xi pun pernah menginstruksikan pasukan untuk secara komprehensif memperkuat pelatihan militer dalam persiapan perang, selama kunjungan ke pusat komando tahun lalu.

Pada April lalu, Xi juga menegaskan kepada tentara untuk memfokuskan pelatihan mereka pada "pertempuran yang sebenarnya" untuk mempertahankan "kedaulatan teritorial dan kepentingan maritim China."

Selain Taiwan, China diketahui memiliki ketegangan di Laut China Timur (LCT) dan Laut China Selatan (LCS). Ketegangan antara China dengan AS memuncak setelah Filipina, salah satu negara yang bersengketa dengan Beijing terkait LCS, membuka pintu bagi militer AS untuk menempatkan personilnya di negara itu.

Hal ini ditanggapi keras oleh Beijing. Dalam sebuah surat yang disampaikan Kedutaan Besar China di Filipina, China menyebut langkah itu akan menyeret Manila dalam perselisihan geopolitik. Menurut Negeri Tirai Bambu, manuver ini adalah bagian dari rencana untuk menahan pengaruh regionalnya yang berkembang.

"Washington bertujuan untuk mengamankan hegemoni dan kepentingan politiknya yang egois dengan terus meningkatkan kehadiran militernya di Filipina dengan mendapatkan akses ke lebih banyak pangkalan untuk penempatan militer," kata Kedutaan Besar China dikutip Radio Free Asia Maret lalu.

Sumber: cnbc
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita