GELORA.CO - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat melontarkan pernyataan soal adanya upaya penjegalan terhadap Capres Anies Baswedan. Pernyataan AHY ini langsung menyulut polemik karena nama Presiden Jokowi turut dibawa-bawa dalam isu penjegelaan Anies.
Menurut AHY, adanya PK kepengurusan Partai Demokrat yang diajukan Moeldoko ke MA pada 3 Maret lalu merupakan sinyal adanya penjegalan terhadap pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.
Sebab, kata AHY, dengan upaya itu Moeldoko bisa mengganggu soliditas Demokrat yang menjadi bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
“PK ini bukan tidak mungkin erat kaitannya dengan kepentingan politik pihak tertentu. Tujuannya jelas, menggagalkan pencapresan Saudara Anies Baswedan,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta (3/4/2023).
AHY mengungkapkan, dugaan itu diperkuat dengan waktu pengajuan PK. Kubu Moeldoko cs mengajukan upaya PK tersebut ke MA pada 3 Maret 2023.
Sementara itu, sehari sebelumnya pada 2 Maret 2023, Demokrat mengumumkan secara resmi mendukung Anies sebagai capres.
Menanggapi pernyataan AHY, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pernyataan AHY kampungan. Apa maksudnya?
Menurut Luhut bahwa Presiden Joko Widodo tidak akan menjegal calon tertentu agar tidak bisa berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Luhut mengklaim Jokowi adalah seorang yang demokratis sehingga tak mungkin melakukan hal itu.
"Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali itu, saya jamin kalau itu. Saya kan perwira, kalau itu saya jamin enggak ada, jadi enggak usah bikin bicara-bicara, kampungan itu menurut saya," kata Luhut dikutip dari program Rosi di Kompas TV, Kamis (20/7/2023).
Lebih lanjut Luhut menyakini jika Jokowi tidak campur dalam upaya Moeldoko merebut Demokrat.
"Beliau itu tidak pernah mau mencampuri masalah hukum atau menjegal orang tadi seperti dibilang si Agus tadi, mau dijegal partainya. Enggak ada itu sama sekali," ujar Luhut.
Sebaliknya, Luhut kemudian menuding balik bahwa AHY lah yang berpotensi menjegal orang lain kelak jika punya jabatan.
"Kalau ada yang ngomong-ngomong seperti itu, dirinya yang seperti itu. Kalau dia berkuasa akan jegal orang, ya itu refleksi," tandasnya.
Sumber: suara