GELORA.CO - Kematian Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage atau Bripda IDF (20) yang tewas di tangan seniornya dicurigai adalah pembunuhan berencana.
Kecurigaan tersebut disampaikan kuasa hukum keluarga Bripda Ignatius, Jajang, ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (29/7/2023).
"Kami menduga Pasal 340 pembunuhan berencana karena yang saya bilang tadi tiba-tiba meletus kelalaian," kata Jajang sebagaimana dilansir Antara.
Sebagaimana diketahui, Bripda Ignatius tewas tertembak karena kelalaian pelaku yang merupakan sesama anggota Polri. Dalam perkara ini penyidik telah menetapkan dua orang tersangka, yakni Bripda IMS dan Bripka IG.
Menurut Jajang, Bripda Ignatius dan dua tersangka merupakan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang memiliki keahlian khusus serta terlatih, terutama dalam memegang senjata api.
Karena itu, sangat aneh jika anggota Densus 88 bertindak lalai hingga menyebabkan seseorang tewas.
Pihak keluarga tidak puas dengan penjelasan penyidik dalam konferensi pers pada hari Jumat (28/7/2023). Penyidik menyampaikan tersangka Bripda IMS awalnya memperlihatkan senjata api ilegal rakitan kepada dua saksi lain yang berada di kamar, tetapi tidak meletus karena magasin tidak terpasang.
Senjata api tersebut lalu disimpan di dalam tas bersama magasin. Saat Bripda Ignatius tiba di tempat kejadian perkara, senjata api sudah terisi magasin.
Hal itu lah yang menimbulkan kecurigaan pihak keluarga bahwa kejadian penembakan sudah direncanakan, bukan kelalaian.
"Bagaimana ceritanya anggota Densus 88 bisa lalai? Itu orang terlatih loh, enggak bisa itu diterima kami seperti itu. Makanya, tewasnya Bripda Ignasius kami duga ada hal lain di balik semua itu. Makanya, kami duga memang si korban direncanakan dibunuh secara matang," ujar Jajang.
Selain itu, Jajang menyebut korban diduga sengaja dibunuh karena kerap menolak ajakan minum alkohol.
"Seniornya itu sering memaksa almarhum Bripda Ignatius untuk minum minuman keras dan sering cekokin minuman keras kepada almarhum. Padahal almarhum tidak suka dan tidak minum minuman keras/beralkohol. Nah kami duga almarhum sering menolak perintah seniornya dan seniornya jengkel dan marah," kata Jajang.
Untuk mengungkap hal itu, kata Jajang, pihak keluarga akan datang ke Mabes Polri untuk membuat laporan polisi terkait dengan dugaan pembunuhan berencana terhadap Bripda Igantius.
"Kami akan kejar Pasal 340, kami tidak yakin sekelas Densus 88 ada kelalaian sepele seperti hal ini, tidak bisa kami meyakini itu," ucap Jajang.
Sumber: suara