Kader Demokrat Sebut Lebih Baik Keluar dari Koalisi Perubahan Dibanding Terima Gatot Jadi Cawapres Anies

Kader Demokrat Sebut Lebih Baik Keluar dari Koalisi Perubahan Dibanding Terima Gatot Jadi Cawapres Anies

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kader Partai Demokrat, Eko Jhones menyoroti mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang digadang-gadang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.

Hal ini ditanggapi Eko Jhones dalam akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Eko Jhones mengatakan bahwa lebih baik Demokrat keluar dari koalisi pengusung Anies Baswedan yakni Koalisi Perubahan untuk Pesatuan jika cawapres Anies ialah Gatot Nurmantyo.

"Mending keluar dari koalisi perubahan daripada harus nerima Gatot sebagai cawapres Anies Baswedan," ujar Eko Jhones dikutip Suara Liberte dari akun Twitter pribadi miliknya @ekojhones77, Selasa (11/7).

Lebih lanjut, Eko Jhones juga menjamin bahwa elektabilitas bukan bertambah, justru menurun drastis melawan calon presiden (capres) lainnya.

"Kalau Anies berpasangan dengan Gatot gw jamin bukan nambah elektabilitas tapi 100 persen nambah nyungseb dan dipastikan kalah telak dari Prabowo dan Ganjar Pranowo," tandasnya.

Sementara itu, diketahui bahwa Gatot Nurmantyo disebut-sebut telah mendapatkan restu dari kedua petinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Tak hanya itu, digadang-gadangnya Gatot Nurmantyo sebagai bakal cawapres Anies Baswedan dilaporkan telah membuat para elit Partai Demokrat sangat senang.

Gatot Nurmantyo juga dinilai memiliki visi dan misi yang sama dengan Anies Baswedan, yakni untuk memajukan hidup rakyat Indonesia.

Terkait hal itu, dilansir dari Kilat, pakar hukum tata negara Refly Harun berkomentar. Ia juga menyinggung kedua nama tokoh, AHY dan Yenny Wahid yang sempat diprediksi akan mendampingi Anies pada 2024.

Menurut Refly Harun, disebutnya AHY sebagai bakal cawapres Anies membuat Partai NasDem tidak senang. Pasalnya, apabila AHY maju sebagai cawapres Anies, maka Partai Demokrat akan mendapat kutil efek secara ganda.

"AHY memang menjadi sulit karena dia tidak disukai oleh kubu NasDem, walaupun kita harus paham tidak sukanya karena apa," kata Refly Harun.

"Tapi intinya NasDem tidak begitu happy dengan AHY. Ya ini mungkin menyangkut bahwa di antara partai politik ini juga bersaing untuk mendapat kutil efek dari pencalonan Anies Baswedan. Dan kalau misalnya Demokrat bisa mengajukan AHY, maka double," lanjutnya.

Sedangkan, Refly Harun menyebut PKS hanya akan fokus pada pengamanan suara. PKS disebutnya tidak akan terlalu mempersoalkan sosok mana yang akan didapuk sebagai cawapres Anies dan akan ikut siapa saja yang disetujui oleh para petinggi partai koalisi.

Meski demikian, PKS akan lebih diuntungkan apabila cawapres Anies berasal dari luar koalisi. Dengan begitu, PKS akan mendapatkan posisi yang sama dalam pencalonan Anies Baswedan.

Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menilai, sosok cawapres tidak akan terlalu memengaruhi suara. Menurutnya, figur capres lah yang paling penting. Pasalnya, publik akan lebih melihat siapa yang diusung sebagai capres dibanding cawapres.

Refly Harun juga menilai Gatot Nurmantyo sebagai sosok yang powerful, terutama terkait pengamanan suara.

"Kalau pengamanan suara, tentu Gatot akan jauh lebih powerful dibandingkan dengan... katakanlah AHY," imbuhnya.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita