'Gak Terima' Ganjar Dapat Penghargaan Satyalencana, Said Didu: Angka Penurunan Stunting Tertinggi adalah DKI

'Gak Terima' Ganjar Dapat Penghargaan Satyalencana, Said Didu: Angka Penurunan Stunting Tertinggi adalah DKI

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima Penghargaan Satyalencana Wira Karya pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-30 Tahun 2023 di Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu sekaan tak terima soal Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang wilayahnya itu mendapatkan penghargaan terkait penurunan angka stunting.

Said Didu mengungkapkan bahwa yang lebih tinggi penurunan angka stunting ialah di wilayah DKI Jakarta.


"Angka penurunan stunting tertinggi adalah DKI tapi yg dapat penghargaan adalah Jawa Tengah," ujar Said Didu dikutip Suara Liberte dari akun Twitter pribadi miliknya @msaid_didu, Sabtu (8/7).


Sementara itu, Ganjar menerima penghargaan Satyalencana Wira Karya atas jasa-jasanya dalam memberikan darma bakti kepada negara, khususnya dalam menurunkan angka stunting di daerah.

Penghargaan yang diterima Ganjar Pranowo itu diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2023 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya.

Dilansir dari TV One, penghargaan itu disematkan oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin. Ganjar Pranowo hadir bersama Siti Atikoh Ganjar yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah.

"Saya menyampaikan terima kasih karena kerja dari kawan-kawan yang bagus, kompak, terstruktur, dan sistematis sehingga bisa menurunkan angka stunting dengan bagus," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Adapun dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Ganjar sukses menurunkan stunting. Berdasarkan perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), stunting di Jawa Tengah tahun 2018 sekitar 24,4 persen dan turun pada 2019 menjadi 18,3 persen. Lalu tahun 2020 turun lagi 14,5 persen,  Tahun 2021 menjadi 12,8 persen hingga pada tahun 2022 berada di angka 11,9 persen.


Ganjar Pranowo juga membeberkan program yang digagasnya, seperti "Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng" (5Ng), "Jo Kawin Bocah", "One Student One Client" hingga terbaru Ganjar meluncurkan beras fortifikasi sebagai penambah gizi untuk ibu hamil.


"Jadi ada program perhatian pada ibu hamil, 'Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng' itu memeriksakan sejak awal terus memberikan asupan gizi yang baik, mengontrol terus-menerus, dan suaminya harus peduli. Sampai anaknya lahir diberi ASI eksklusif dan itu perhatian yang perlu dikontrol," jelas Ganjar.

Diketahui, tingkat prevalensi stunting nasional saat ini masih berada di angka 21,6 persen dari angka yang ditargetkan presiden sekitar14 persen pada tahun 2024.


Wapres berpesan kepada seluruh kepala daerah yang hadir untuk menekan stunting setidaknya 3 sampai 4 persen agar target dapat tercapai. Ganjar meyakini kasus stunting di Jawa Tengah akan terus turun hingga angka yang ditargetkan bisa tercapai.

"Target 14 persen harus tercapai. Maka kalau Jawa Tengah kurang lebih sekitar 3 sampai 4 persen dan saya kira itu tidak akan sulit," tandasnya.

Terpisah, untuk di DKI Jakarta, data Kementerian Kesehatan menunjukkan pada tahun 2018 sekitar 17,6 persen, tapi meningkat 19,96 persen di tahun 2019. Tahun selanjutnya, turun 16,8 persen, kemudian melandai lagi di 2022 di angka 14,8 persen.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita