FPI Berpolitik Bukan Ngarepin Duit atau Jabatan, Cuma Ingin Memperjuangkan Amar Maruf Nahi Munkar

FPI Berpolitik Bukan Ngarepin Duit atau Jabatan, Cuma Ingin Memperjuangkan Amar Maruf Nahi Munkar

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menantu Habib Rizieq Shihab, yakni Habib Hanif Al Athos menegaskan jika Front Pembela Islam (FPI) ikut berpolitik bukan untuk mencari uang atau jabatan.

Ia menegaskan jika FPI terjun ke politik hanya untuk kemaslahatan umat. "Wallahi Demi Allah kita ini berpolitik bukan ngarepin duit, nggak. Atau jabatan. Kalau bukan karena ingin memperjuangkan kemaslahatan umat, memperjuangkan amar ma'ruf nahi munkar, dan nggak pengen terjadi sesuatu di negeri ini," ujarnya, dalam video yang diunggah Qalbu Aswaja di Youtube.

Lanjutnya, ia mengaku lebih senang duduk di majelis taklim, berdakwah ketimbang terlibat langsung di politik.

"Tapi kita terpaksa harus ikut-ikutan, harus terjun. Dalam konteks bahwa maslahat umat ini harus diperjuangkan. Imi umat 200 juta lebih. Kalau umat Islamnya masa bodoh, siapa yang mau memperjuangkan," bebernya.

Selain itu, terkait Pilpres 2024 mendatang, ia menyebut jika Habib Rizieq belum menentukan pilihannya kepada salah satu calon presiden.

"Apa yang beliau (Habib Rizieq) sampaikan, apa yang beliau pilih, apa yang beliau istikhorohkan itu yang kami ikut. 2024 satu komando IBHRS, Setuju?” serunya.

"Biarkan beliau merenung, biarkan beliau bermusyawarah, biarkan beliau istikharah, biarkan beliau mempertimbangkan baik-baik. Kita makmum tinggal ikut aja, nggak usah pikir macam-macam, nggak usah ribet," sambung dia.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan jika Habib Rizieq tengah mempertimbangkan sosok yang paling tepat menjadi pemimpin RI.

"Siap satu komando? Siap mengikuti imam? Takbir. Mudah-mudahan kita diberikan pemimpin yang saleh, pemimpin yang takut sama Allah, pemimpin yang cinta sama Rasulullah, pemimpin yang benar-benar cinta sama rakyatnya, pemimpin adil yang bisa membawa Indonesia menjadi baldatun toyyibah wa robbun gafur," tukasnya.

Sumber: populis
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita