Beredar Kabar Ponpes Al Zaytun Sebagai Markas Besar NII, Panji Gumilang Malah Bercerita...

Beredar Kabar Ponpes Al Zaytun Sebagai Markas Besar NII, Panji Gumilang Malah Bercerita...

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang kembali buka suara soal beredar kabar bahwa lembaga pendidikan yang dipimpinnya itu merupakan markas besar atau pusat dari Negara Islam Indonesia (NII).

Hal tersebut diungkapkannya dalam tayangan YouTube Cokro TV. Dalam tayangan tersebut, Panji Gumilang tak menanggapinya dengan jawaban singkat. Ia justru menceritakan bahwa Al Zaytun itu menjadi tempat untuk menimba ilmu.

Panji Gumilang mengatakan bahwa organisasi terlarang yang dikait-kaitkan dengan lembaga yang didirikannya ini telah bubar sejak 1962.


Ia juga menyebutkan kalau anggota lembaga itu sudah kembali mencintai negara dari Indonesia.

"Kalau berbicara tentang organisasi tadi (NII), itu sudah selesai sejak 1692. Pimpinannya mempertanggungjawabkan, kemudian kepada pendukung-pendukungnya diperintahkan untuk kembali ke Ibu Pertiwi (Indonesia)," ujar Panji Gumilang dikutip Suara Liberte dari tayangan YouTube Cokro TV, Kamis (6/7).

Kemudian, Panji Gumilang pun mengungkapkan kalau lembaganya tidak mungkin menjadi markas besar organisasi tersebut karena tujuan antara keduanya saling berlawanan.


"Bisakah hidup dua lembaga yang berbeda, yang antagonistis dalam satu tempat? Ya tidak mungkin," ungkapnya.

Disebutkan Panji Gumilang, ia mengatakan bahwa mendidik para santrinya dengan cinta terhadap negaranya.

"Kami mendidik kader bangsa, yang diarahkan kepada kesadaran berbangsa dan bernegara, yang ditanamkan cinta kepada negaranya," ucapnya.

Panji Gumilang pun mengatakan bahwa terkait jawaban pastinya, ia justru mengarahkan agar hal tersebut ditanyakan kepada pihak yang pertama kali melontarkan tudingan tersebut terhadap Ponpes Al Zaytun.

Sebelumnya, Panji Gumilang menanggapi soal dirinya yang diduga melakukan ajaran sesat hingga penistaan agama.


Panji Gumilang dengan lantang membantahnya. Ia mengatakan bahwa tak mungkin dirinya menistakan agama Islam.

"Wong agamaku  Kok saya nista itu bagaimana, akalku tidak bisa nerima kalau saya dikatakan menistakan agamanya sendiri," ujar Panji Gumilang.

Panji Gumilang pun menegaskan bahwa jangan ada paksaan harus sama dalam agama karena setiap orang pun punya kebebasan untuk berpikir.

"Ya jangan maksa kita harus sama, nanti enggak bisa punya kebebasan berpikir. Kalau salat gara-gara begitu terus dicap menista agama, yang pentingkan salatnya," tegasnya

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita