Tim Investigasi Tiba-tiba Datang ke Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang Ngegas hingga Gebrak Kursi

Tim Investigasi Tiba-tiba Datang ke Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang Ngegas hingga Gebrak Kursi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Tim investigasi sudah mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun untuk mengantarkan surat undangan pada sang pimpinan Panji Gumilang.

Panji Gumilang menyambut Ketua Tim Investigasi, Badruzaman dengan ramah.

Badruzaman mengutarakan maksud kedatangannya ke Ponpes Al Zaytun untuk mengundang Panji Gumilang datang ke Gedung Sate, Bandung pada Jumat (23/6/2023).

Panji Gumilang diminta untuk memberikan klarifikasi tentang dugaan penyimpangan syariat agama Islam di Ponpes Al Zaytun.

Namun, Panji Gumilang langsung memotong pembicaraan Badruzaman.

Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube Tribunnews pada Sabtu (24/6/2023), momen pertemuan Panji Gumilang dengan Badruzaman dapat diketahui.

Panji Gumilang meminta Badruzaman supaya tidak terburu-buru mengutarakan maksud kedatangannya karena baru saja tiba.

Pimpinan Ponpes Al Zaytun tersebut menegaskan bahwa dirinya menerima keputusan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terkait investigasi.

"Kami gupuh mau menerima keputusan gubernur," ujar Panji Gumilang.

"Gupuh itu apa?," tanya Badruzaman.

Panji Gumilang ternyata kurang setuju Tim Investigasi langsung datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Pasalnya, Panji Gumilang tidak bisa memberikan sambutan hangat Tim Investigasi di Ponpes Al Zaytun.

Sambil menepuk kursi dan nada tinggi, Panji Gumilang mengutarakan niatnya untuk menyambut Tim Investigasi.

Selain itu, Panji Gumilang tak mau nama baik Ponpes Al Zaytun semakin tercoreng karena tidak menyambut Tim Investigasi dengan baik.

"Gupuh itu ya begitulah kiprah, terus lungguh disiapkan tempat duduk, nanti ada suguh," ujar Panji Gumilang.

"Kalau itu ditolak bagaimana, nanti katanya 'Oh ini Al Zaytun kurang sopan'," tambahnya.

"Kan sekarang AL Zaytun melangkah sedikit saja kurang sopan, sampai dikatakan 'Haram masuk ke Al Zaytun'," jelasnya.

Sebagai informasi, Panji Gumilang sudah memenuhi panggilan dari Tim Investigasi untuk datang ke Gedung Sate, Bandung.

Namun, Panji Gumilang belum memberikan klarifikasi dan membuat kesepakatan baru dengan Tim Investigasi.

Panji Gumilang meminta waktu untuk menyiapkan jawaban pertanyaan-pertanyaan dari Tim Investigasi.

Cara Tak Lazim Ponpes Al Zaytun Cari Dana

Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan membongkar ajaran pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.

Ternyata bukan hanya melakukan penyimpangan syariat agama Islam, Ken Setiawan menyebut anggota NII dan Ponpes Al Zaytun juga melakukan perbuatan kriminal.

Berawal dari ajaran Panji Gumilang yang memperbolehkan mengambil harta di luar Ponpes Al Zaytun.

Hingga akhirnya anggota NII dan Ponpes Al Zaytun melakukan perbuatan kriminal dengan merampok rumah orang kaya.

Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube tvOneNews pada Jumat (23/6/2023), Ken Setiawan mengungkapkan hal tersebut.

Ken Setiawan bahkan menjelaskan secara detail cara tak lazim yang dilakukan untuk mencari dana Ponpes Al Zaytun.

"Kita sudah punya struktural negara, RT, RW, lurah, camat, dan masing-masing anggota punya jabatan tertentu," ujar Ken Setiawan.

"Jadi kalau butuh dana tahun itu ya, ini kalau ada berita di TV, 'Pembantu baru kerja satu hari sudah gasak harta majikan', itu kerjaan kawan-kawan semua," tambahnya.

Anggota NII dan Ponpes Al Zaytun bahkan bisa mendapatkan dana sebesar Rp 1 miliar dari merampok rumah orang kaya.

Caranya dengan menjadikan anggota perempuan sebagai asisten rumah tangga (ART) di rumah orang kaya.

Setelah itu, ART tersebut akan memberikan informasi supaya mempermudah anggota lainnya untuk menggasak harta majikannya.

"Pernah kita satu hari dapat di atas Rp 1 miliar, jadi kalau kita butuh dana siapin tim kita 5 orang perempuan," ujar Ken Setiawan.

"Palsuin KTP, ijazah, dan kartu keluarga, kita enggak usah lama-lama, nyari orang kaya di komplek elit Pondok Indah, Permata Hijau, Kalibata," tambahnya.

"Enggak usah satu minggu atau satu bulan, satu hari majikan pergi dan anak sekolah, rumah kosong," jelasnya.

"Mereka telepon 'Abi rumah kosong', kita bawa mobil kalau perlu bawa truk, harta orang kafir enggak apa-apa kita ambil," tandasnya.

Ken Setiawan menyebut anggota NII dan Ponpes Al Zaytun bangga mendapatkan dana dari hasil merampok orang kaya.

"Jadi kita dulu bangga melakukan kriminal, dan kita dulu bangga karena kita menghasilkan banyak," ujar Ken Setiawan.

Sedangkan cara terbaru adalah dengan meminta sumbangan dengan berkedok yayasan.

Anggota NII dan Ponpes Al Zaytun yang tersebar di seluruh Indonesia meminta sumbangan di titik-titik tertentu.

"Terus kita bikin yayasan yatim piatu, yayasan duafa, yayasannya sampai sekarang masih ada," tutur Ken Setiawan.

"Kita tahu orang Indonesia itu baik-baik, dermawan, enggak usah kriminal nanti bermasalah dengan aparat," tambahnya.

"Kita bikin yayasan yatim piatu, kita nongkrong di ATM, foodcourt, POM, halte, taruh di minimarket, dan itu hasilnya lebih besar," jelasnya.

Bermodalkan proposal dan identitas diri, para anggota NII dan Ponpes Al Zaytun bisa meraup keuntungan hingga Rp 10 miliar.

Pasalnya seluruh anggota NII dan Ponpes Al Zaytun di seluruh Indonesia bergerak mencari sumbangan.

"Penting organisasinya jelas, proposal, kartu nama, surat tugas, KTP, 'Ini loh kami dari yayasan ini, bapak mau nyumbang berapa'," ucap Ken Setiawan.

"Itu satu yayasan satu bulan ada yang sampai dapat Rp 10 miliar, mereka satu yayasan cabangnya ada di seluruh Indonesia," tambahnya.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita