GELORA.CO - Setting atau pengaturan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 antara bakal capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Hal ini disampaikan Rocky Gerung menanggapi sinyal yang diberikan Megawati kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencapresan Anies Baswedan melalui keinginan bertemu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jadi jelas sinyalnya Megawati mau bilang eh Pak Jokowi kita enggak ada soal dengan Anies, kira-kira begitu, mudah dibaca Pak Jokowi ingin menyingkirkan Anies, Megawati justru merangkul partai yang pro Anies, jadi kultur politiknya berubah akhirnya," ungkapnya.
Karenanya Jokowi akhirnya berpendapat bahwa ia harus mengambil langkah sepenuhnya mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, pasalnya Ganjar Pranowo telah menjadi capres PDIP.
"Dengan kata lain Pak Jokowi juga akhirnya punya semacam keputusan bahwa kalau begitu dia harus sepenuhnya mendukung Prabowo, jadi dalam pertukaran ini yang paling untungnya Gerinda terus, Prabowo terus," ucapnya.
Jokowi sudah tidak mungkin lagi mendukung PDIP yang mempunyai potensi menjagokan Anies dalam putaran kedua, dan permasalahan akan selesai jika ia sepenuhnya kepada Prabowo.
"Karena nggak mungkin lagi ada keragu-raguan masa Jokowi mendukung PDIP, di mana PDIP potensi mendukung Anies kan enggak begitu lihatnya," ujarnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (20/6).
"Jadi pak Jokowi udah putuskan aja udah sekali ucapkan kami pak Jokowi ada di kubu Prabowo selesai problem, sementara Megawati punya potensi untuk bergabung dengan koalisi perubahan kalau ada putaran kedua," sambungnya.
Lebih lanjut, menurutnya Megawati telah mencapai kesepakatan dari awal. "Entah Anies atau Ganjar yang maju mereka bikin semacam deal atau tukar tambah dari awal, jadi itu settingnya," tandasnya.
Sumber: newsworthy