Setiap Rezim di Indonesia Punya Istilah Berbeda, Nicho Silalahi Tunjukkan Sebutan untuk Rezim Jokowi

Setiap Rezim di Indonesia Punya Istilah Berbeda, Nicho Silalahi Tunjukkan Sebutan untuk Rezim Jokowi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Aktivis sekaligus pegiat media sosial Nicho Silalahi menyoroti mengatakan bahwa setiap rezim atau pemerintahan di Indonesia memiliki istilah yang berbeda-beda mulai dari era Presiden Pertama RI yakni Soekarno.

Hal itu diungkapkan Nicho Silalahi melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Nicho Silalahi menyebut bahwa di era Soekarno, istilah rezim yang dipakai yakni Orde Lama.

Kemudian, Nicho Silalahi mengatakan bahwa beranjak ke era Soeharto, rezimnya disebut Orde Baru.


Hingga rezim setelah Soeharto sampai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maka termasuk orde reformasi.


"Setiap rezim di Indonesia memiliki istilah yang berbeda. Era Soekarno disebut Orde Lama. Kemudian Soeharto dikenal Orde Baru. Lalu, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan mungkin SBY termasuk salah satunya masuk dalam kategori Orde Reformasi," ujar Nicho Silalahi dikutip Suara Liberte dari akun Twitter pribadi miliknya @Migran_TV_7777, Selasa (20/6).

Lebih lanjut, di era Jokowi saat ini, Nicho Silalahi justru menunjukkan pemberitaan yang memuat bahwa sekarang ialah orde Gombal.


"Selanjutnya (ini)," imbuhnya.


Sementara itu, diketahui bahwa sebutan itu dilontarkan oleh Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Rizal Ramli.

Dilansir dari Alerta, Rizal Ramli menyebut rezim saat ini sebagai Orde Gombal.

Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan gombal sama dengan bohong, omong kosong, atau rayuan.

Gombal bisa juga diartikan sebagai ucapan yang tidak benar, tidak sesuai kenyataan, atau omong kosong. Gombal pun dapat bermakna sesuatu yang tidak berguna atau tidak berarti.


Salah satu ciri Orde Gombal, menurut Rizal Ramli, antara lain adalah selfie puluhan kali dengan para petani seolah-olah pro-petani.


Namun setelah itu melakukan impor jorjoran, dan para pejabat yang terkait dengan urusan petani mendapatkan uang rente.

Menurutnya, itulah kinerja yang dihasilkan oleh politik pencitraan yang didasari oleh sikap munafik yang tidak ada batasnya.


"Penipuan ala drama Esemka, ngasih harapan palsu bahwa ekonomi akan melesat. Itu semua koplak, dan ciri-ciri Orde Gombal," ungkapnya.


Menurutnya, percaya diri itu bagus dan penting. Tapi sok percaya diri tanpa dasar faktual, empirik, dan tanpa memiliki track record terpuji, itu namanya ngawur dan menyesatkan.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita