Sering Lempar Tanggung Jawab, Penanganan Banjir di Era Heru Buruk

Sering Lempar Tanggung Jawab, Penanganan Banjir di Era Heru Buruk

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Penanganan banjir di Jakarta dinilai semakin buruk, selama kepemimpinan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Ia dinilainya, sering lepas tanggung jawab kepada bawahannya.

Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino menilai, saat menangani kejadian banjir pada awal tahun lalu, Heru sering melemparkan tanggung jawab kepada Lurah. Hal ini sangat disayangkan.

Wibi mengatakan seharusnya Heru sebagai puncak pimpinan menghadirkan satu skema ataupun planning pengendalian masalah banjir dari hulu ke hilir. “Kalau dia memang lempar tanggung jawab ke lurahnya, ya sayang juga. Kasian juga pak lurahnya, karena kan soal banjir itu bukan masalahnya lurah doang,” jelas Wibi kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (13/6/2023).

“Itu kan yang bisa jawab pasti Gubernur, karena dia yang menguasai semua. Bukan satu dinas saja, tapi kan ada beragam macam dinas. Jadi saya rasa beliau itu sembrono ya dan sudah mulai asal-asalan itu,” tambah dia.

Secara terpisah, Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B (Perekonomian) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M. Taufik Zoelkifli menyebut bahwa mungkin tipe kepemimpinan Heru seperti itu.

“Ya tipe penjabat Gubernur mungkin lain-lain ya (maupun) tipe Gubernur. Mungkin pak Heru ingin mendelegasikan termasuk urusan banjir kepada pak Lurah mungkin seperti itu ya, ini saja deh komentarnya,” imbuh Taufik kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Sebelumnya, pada Februari 2023 Jakarta sempat dikepung banjir karena curah hujan yang sangat tinggi. Kala itu, banjir , menggenangi 82 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta dengan ketinggian air bervariasi hingga 1,8 meter.

Banjir paling tinggi mendekati dua meter terdata di Jakarta Timur yakni satu RT di Kelurahan Cililitan setinggi 1,8 meter dan 13 RT di Kelurahan Cawang dengan ketinggian air hingga 1,8 meter serta di Kampung Melayu dengan ketinggian air hingga 1,75 meter di 27 RT. Total di Jakarta Timur, banjir menggenangi 50 RT akibat curah hujan tinggi dan meluapnya Kali Ciliwung dan Kali Sunter.

Selanjutnya di Jakarta Barat ada 24 RT dengan ketinggian air bervariasi 20 cm hingga 1,2 meter yakni di Kelurahan Kembangan Utara (2RT), Kembangan Selatan (2RT), Joglo (1RT), Tegal Alur (4RT), Rawa Buaya (10RT), Kedaung Kaliangke (4RT), dan Duri Kosambi ada satu RT.

Sementara itu, banjir juga terjadi di Jakarta Selatan akibat meluapnya Kali Pesanggrahan, Kali Ciliwung dan Kali Krukut yakni delapan RT dengan ketinggian air hingga 30-70 cm di Kelurahan Cipulir ada satu RT, Cilandak Timur (2RT), Kebon Baru (1RT) dan Rawajati (4RT).

Saat ditanya langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI, Heru menjawab tidak tahu, sembari memastikan pihaknya tengah berusaha mengurangi tingginya genangan.

“Kami minta segera diselesaikan. Enggak tahu (kapan surutnya). tanya pak lurahnya. Yang penting kan (air) bisa mengalir. Kami akan coba mengurangi,” imbuh Heru saat meninjau genangan dan kemacetan di Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (27/2/2023).

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita