Sahroni Dorong Evaluasi Ujian SIM C: Saya Tak Pernah Lihat Jalan Bentuk Angka 8

Sahroni Dorong Evaluasi Ujian SIM C: Saya Tak Pernah Lihat Jalan Bentuk Angka 8

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendukung Kakorlantas Polri untuk mengevaluasi ujian pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C. Khususnya materi ujian praktik berbentuk angka delapan dan zig-zag.

Sahroni mengatakan, beberapa bagian ujian SIM yang tidak relevan sudah lama diresahkan masyarakat. Apalagi, kata dia, praktik yang diuji tidak sesuai dengan kondisi jalanan yang ada.

“Saya sepakat dengan Pak Kapolri, ujian SIM ini banyak yang tidak relevan dan harus segera diubah guna sesuaikan kebutuhan. Heran juga kita sebenarnya, apa maksud dan tujuan dari materi-materi super sulit seperti itu," kata Sahroni kepada wartawan, Selasa (27/6).

Di jalan kan tidak ada yang begitu. Saya aja enggak pernah lihat ada jalanan bentuk angka delapan.
-Sahroni

Oleh karena itu, politikus NasDem itu meminta Kakorlantas fokus membuat materi ujian yang lebih substantif, terutama aspek psikologi. Sebab, Sahroni melihat belakangan ini banyak sekali pemilik SIM yang tidak siap secara mental.

“Jadi tolong Pak Kakorlantas segera rumuskan kembali materi dan tahapan ujian yang lebih substantif. Misal seperti tes psikologi yang lebih up to date, pastikan calon pemegang SIM benar-benar memiliki kesiapan mental dalam berkendara. Agar kasus-kasus tindak arogansi di jalanan seperti belakangan ini dapat kita cegah,” tambahnya.

Ia berpandangan, ujian SIM bukan sekadar sebagai tahap unjuk gigi kemampuan berkendara saja. Melainkan banyak sekali faktor-faktor lainnya yang seharusnya difasilitasi dalam ujian pembuatan SIM.

Namun, Sahroni menuturkan evaluasi ujian SIM C bukan berarti untuk mempermudah seseorang mendapatkan SIM.

“Dirumuskan ulang bukan berarti dipermudah, ya. Tetap saja mendapatkan SIM itu tidak boleh dipermudah karena ini menyangkut keselamatan orang banyak," kata dia.

"Tapi kita buat ujian SIM ini harus bisa mencakup lebih banyak variabel yang relevan. Baik itu dari segi kemampuan, pemahaman, hingga kesiapan berkendara. Jadi ujiannya tetap sulit dan ketat, tapi dalam maksud dan tujuan yang jelas,” pungkas Sahroni.

Korlantas Polri akan melakukan studi banding terkait pembuatan SIM ke luar negeri. Ini merupakan tindak lanjut arahan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang meminta ujian SIM dikaji karena banyak warga mengeluh

"Memang nanti akan kita lakukan studi banding ke negara-negara yang lain, apakah memang tes praktik zigzag maupun angka 8 ini masih relevan atau tidak," kata Direktur Regident Korlantas Polri Brigjen Yusri Yunus di Mabes Polri, Kamis (22/6).

"Ataukah memang masih (diadakan) tetapi dianggap masyarakat ini sulit karena terlalu sempit, jaraknya mungkin terlalu dekat, nanti akan kita kaji semuanya ini," tutupnya.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita