GELORA.CO - Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menyebut peluang capres cuma hanya ada dua terbuka lebar. Hal itu disampaikan melihat dinamika politik yang terjadi saat ini.
Romahurmuziy lebih lanjut mengatakan ada beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dirinya menyebut capres kemungkinan cuma ada dua saja.
Salah satu hal terkait kemungkinan capres cuma ada dua yang disinggungnya, yakni apakah mungkin salah satu capres bisa bertahan sampai proses pendaftaran terjadi.
Apalagi berbagai hal mulai dari isu 'pencopetan konstitusional' hingga peta koalisi yang masih bisa berubah masih terjadi belakangan.
"Prinsipnya adalah bisa jadi seperti yang dibayangkan sebelumnya seperti beberapa pengamat juga sudah mengatakan bisa jadi cuma dua pasang. Ini bisa terjadi," kata Romy di saluran Youtube Total Politik, disitat Jumat 9 Juni 2023.
Itu artinya, jika kondisi tersebut benar terjadi, maka salah satu capres yang masuk seliweran dalam berbagai top three survei nasional harus bersikap legowo menerima keadaan.
"Menurut saya salah satu harus legowo," katanya lagi.
Selain isu tersebut, hingga kini menurut Romahurmuziy masih ada pihak-pihak yang menginginkan bahwa Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto disatukan.
Berbagai alasan dikemukakan, di mana Prabowo sudah beberapa kali maju dalam kontestasi Pilpres, di mana di satu sisi PDIP merupakan partai besar inkumben, dan juga pemenang pemilu.
Dorongan ke arah sana, dikatakan Romy, masih terus dilakukan.
Pertimbangan dengan mengusung dua capres saja juga dikatakan memiliki alasan tertentu. Salah satunya, dengan menduetkan Ganjar-Prabowo, maka minimal akan ada penghematan anggaran.
"Itu manfaatnya untuk pelaksanaan pemilu, jadi tak perlu dua putaran," katanya.
Hal lain yang turut bisa menjadi pertimbangan, yakni upaya mereduksi energi bangsa yang berlebihan. Sebab jika pemilu terjadi dalam dua kali putaran, maka proses pertempuran juga akan terjadi dua kali.
"Dan terakhir, dengan dua pasang jadi ada waktu mempersiapkan lebih lama pemerintahan berikutnya," kata Romy.
Sumber: poskota