Prajurit Kopassus, Ajaib Bisa Selamat Setelah Dihujani Peluru dan Granat

Prajurit Kopassus, Ajaib Bisa Selamat Setelah Dihujani Peluru dan Granat

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Suasana mencekam Operasi Seroja Timor Timur tak lekang dalam ingatan Mayor (Purn) Hermintoyo. Kala itu, dirinya diterjunkan ke palagan Timor.

Mantan anggota Nanggala V Kopassandha (Kopassus) itu bertugas sebagai operator radio Peleton 2 Kompi B Nanggala V Kopassandha. Berpangkat kopral satu (koptu), Hermin diterjunkan dari pesawat C-130 Hercules TNI AU untuk merebut Dili bersama pasukan baret merah lainnya.

Persiapan terjun di Dili tanggal 6 Desember 1975. Segala kebutuhan disiapkan usai apel pagi. Mulai dari terjun payung, radio, dan kebutuhan lainnya.

"Yang lain-lain menyiapkan di dalam barak, saya di luar barak," ujar Hermin dilansir channel Beny Adrian.

Jelang keberangkatan, dirinya sempat menyendiri untuk menenangkan diri. "Ya, untuk menenangkan diri. Karena apa, kawan-kawan yang melaksanakan tugas seperti Tim Umi, Tim Susi. banyak yang gugur di sana. Saya sudah persiapan, bahwa saya sudah siap mati," imbuhnya.

Seluruh prajurit berdoa sebelum diberangkatkan ke Bumi Lorosae. Alangkah terkejutnya Hermin, ternyata sang istri sudah ada di belakangnya.

"Kita dibagi doa oleh rohis kita yaitu Kapten Nu'man Mursidi. Kita baca, ternyata istri saya sudah di belakang saya. Saya dikirimi nasi bungkus, saya makan dia ngeliatin. Kurang lebih setengah 12 siang kita sudah naik truk untuk berangkat ke Halim," katanya.

Detik menegangkan itu tiba setelah dirinya bersama pasukan yang lain sampai di Timor-Timur dengan cara terjun payung dari pesawat.

Parasut yang digunakannya bolong ditembaki peluru Tropaz, pasukan Timor Timur didikan Portugis yang kenyang dengan pengalaman tempur gerilya.

"Ternyata begitu mendarat, saya menyangkut di tiang listrik kabel bertegangan tinggi. Payung saya bolong ditembaki Tropaz,” ujarnya.

Hermin dengan cekatan melihat rumah yang disinyalir markas dari Fretilin. Senjata AK-47 langsung dikeluarkan tanpa membuang waktu langsung menembaki rumah tersebut.

“Mereka melihat saya dan melemparkan granat dan mengenai mata saya. Danton saya dan Tim Kesehatan memberikan obat merah dan tensoplas ke mata saya,” tuturnya.

Hermin berhasil selamat dari maut. Tak lama ia sembuh dan langsung melakukan konsolidasi ke Dili dan berjalan ke arah Pantai. Peluru-peluru Fretilin terus menembakinya dalam perjalanan.

Bahkan, dirinya menemukan dua anggota TNI gugur sesampainya di Pantai. Ia pun membawa kedua jenazahnya.

“Saya langsung membawa keduanya dan langsung menghubungi komandan untuk segera dievakuasi, tapi saat itu Fretilin terus menembaki secara gencar dari atas bukit,” pungkasnya.

Sumber: okezone

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita