Penjelasan PKS soal Tawari Mahfud MD Jadi Cawapres Anies

Penjelasan PKS soal Tawari Mahfud MD Jadi Cawapres Anies

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap pernah ditemui oleh perwakilan PKS untuk menawarkan posisi sebagai cawapres Anies Baswedan yang diusung PKS, NasDem, Demokrat.

Namun, Mahfud menyebut menolak tawaran itu karena ada penolakan dari parpol pendukung Anies lain yang dikhawatirkan justru Koalisi Perubahan bubar.

Bagaimana penjelasan PKS?

"Itu kan kejadian lama dan sudah banyak beritanya. Lagi pula saya tidak ikut dalam pertemuan tersebut. Jadi saya tidak tahu apa yang dibicarakan," ucap Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Sohibul Iman kepada kumparan, Senin (5/6).

"(pertemuannya) Ini 19 April," imbuhnya.

Saat ditanya soal alasan menawarkan posisi cawapres ke Mahfud, mantan Presiden PKS itu tidak menjawab.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, yang ikut dalam pertemuan bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu, mengaku pertemuan itu tak spesifik membahas cawapres.

"Pertemuan tersebut lebih sebagai silaturahmi tokoh. Tidak spesifik bicara cawapres untuk Koalisi Perubahan," ucap Muzammil kepada kumparan.

Menurutnya, pertemuan itu lebih membicarakan agar pemerintah bisa memfasilitasi situasi yang kondusif agar Pemilu 2024 berlangsung luber dan jurdil, sehingga partai bisa melaksanakan amanah konstitusi untuk mencalonkan dan mengusung capres-cawapres.

Dia membenarkan Mahfud berpesan agar PKS memastikan Anies dapat tiket pencalonan di Pilpres, sehingga pemerintah tak dianggap menjegal.

"Termasuk capres Anies Baswedan, dan Prof Mahfud memberi jaminan bahwa beliau akan bekerja sesuai amanat konstitusi dan undang-undang," lanjut Muzammil.

Sebelumnya, Mahfud menyebut sempat ditawari posisi cawapres Anies oleh PKS yang datang menemuinya. Namun Mahfud menolak karena khawatir justru Anies gagal dapat dukungan dari parpol yang menolak Mahfud.

"Saya bilang, 'Karena di koalisi Bapak itu ada NasDem, Demokrat, dan PKS, itu banyak calonnya dari partainya sendiri. Nanti kalau saya ajak ke situ, malah saya merusak demokrasi. Kalau yang satu (partai) keluar karena Anda ajak saya, kan rusak'," ucap Mahfud, Senin (5/6).

"Saya bilang begitu kepada Ketua PKS, 'Jaga koalisi, jangan ajak saya ke dalam agar koalisi tidak pecah. Kalau saya ke dalam, nanti malah pecah karena ada yang tidak setuju dan lain-lain.' Itu tugas saya, jaga pemilu dan demokrasi," imbuhnya.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita