GELORA.CO - Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, mencurigai laporan keuangan sejumlah BUMN Karya yang tidak sebenarnya atau dipoles. Ia pun menyebut PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
"Isu tata kelola keuangan, memang PR saya dengan BU Nely (Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely). Karena memang di beberapa Karya, seperti Waskita dan WIKA memang pelaporan keuangannya juga tidak sesuai dengan kondisi riil," ujar Tiko dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (5/6).
"Artinya dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun, padahal cashflow tidak pernah positif sebetulnya," lanjutnya.
Meski demikian, Tiko menjelaskan, pihaknya bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) baru melakukan investigasi pada Waskita Karya. Ia pun akan menuntut manajemen yang membuat laporan jika hasil investigasi menunjukkan adanya pemalsuan laporan keuangan.
"Kita akan mulai lakukan ini saya sudah lapor ke ketua BPKP. Apabila memang ada fraud dari sisi pelaporan keuangan kita bisa lakukan tindakan tegas dengan kerangka governance yang ada," tegas Tiko.
Selama tahun lalu, WIKA mencatat kerugian, meskipun pendapatan meningkat. Kerugian WIKA mencapai Rp 59,6 miliar di tahun 2022, anjlok dari tahun sebelumnya yang masih mencatatkan laba Rp 117,67 miliar.
Pendapatan WIKA tahun lalu melesat 20,61 persen (yoy) menjadi Rp 21,48 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 17,81 triliun. Margin laba usaha WIKA juga meningkat menjadi 7,96 persen, dari tahun 2021 sebesar 6,29 persen.
Namun, beban keuangan WIKA meningkat 18,10 persen (yoy) menjadi Rp 1,37 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 1,16 triliun. Selain itu, bagian laba entitas ventura bersama di tahun 2022 turun 54,38 persen (yoy) menjadi hanya Rp 306,73 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 672,37 miliar.
Sementara itu, Waskita Karya membukukan laba kotor sebesar Rp 400 miliar pada kuartal I 2023. Angka tersebut meningkat 21,47 persen (yoy) di tengah proses restrukturisasi perseroan.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan selain laba kotor, korporasi juga mencatat EBITDA di kuartal I 2023 yang positif.
“EBITDA tercatat sebesar Rp 660 miliar atau meningkat 101 persen (yoy) sebagai dampak meningkatnya laba kotor dan penurunan beban bunga selama triwulan pertama 2023,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (17/5).
Selain itu, Waskita membukukan volume penjualan sebesar Rp 2,3 triliun. Pendapatan ini dari sektor jasa konstruksi yang meningkat 15 persen (yoy) dan memberikan kontribusi hingga 84 persen (yoy) terhadap total pendapatan.
Sumber: kumparan