GELORA.CO - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia (RI) Mahfud MD mengenang mendiang Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Mahfud MD mengenang momen pertama kali dirinya ditelepon oleh Sekretaris Negara Djohan Effendi. Mahfud MD diminta untuk menghadap Presiden Gus Dur.
Mahfud MD yang saat itu merupakan seorang dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) merasa kaget sekaligus heran, mengapa dirinya dipanggil oleh seorang presiden.
Singkat cerita rupanya Mahfud MD ditawari untuk menjadi seorang menteri pertahanan (Menhan). Merasa tidak kompeten di bidang tersebut, pria asal Sampang Madura itu menego perintah Gus Dur.
Namun sang presiden tetap bersikukuh untuk menjadikan Mahfud sebagai Menhan. Tak bisa lagi menolak, professor di bidang hukum itu akhirnya menerima.
Sebelum dilantik, Mahfud menerima banyak hujatan. Tidak sedikit pihak yang menyangsikan kemampuannya memimpin jabatan strategis itu. Apalagi biasanya kedudukan menhan diisi oleh seorang militer.
Gus Dur yang merasa berat dengan komentar-komentar negatif itu segera mengumpulkan sejumlah tokoh Madura yang dikenalnya di Yogyakarta untuk meminta tanggapan.
Namun saat pertemuan itu masih berlangsung, Presiden Gus Dur tiba-tiba menelepon.
‘’Presiden bilang kamu jangan mundur. Itu nelpon langsung seolah tahu kalau saya sedang sedang diskusi untuk mundur,’’ kata Mahfud MD dikutip dari tayangan Youtube Padasuka TV, Kamis (8/6/2023).
Mahfud MD pun dilantik pada tanggal 26 Agustus 2000. Setelah itu, Gus Dur meminta Mahfud untuk belajar soal pertahanan kepada Susilo Bambang Yudhoyono.
Waktu berjalan, masa jabatan Gus Dur berada di ujung tanduk. Sejumlah menteri dan orang terdekat presiden pun memberitahu realitas di lapangan.
Sejumlah nama seperti Khofifah Indar Parawansa hingga Alwi Shihab membujuk agar presiden mau berkompromi dengan partai.
“Kamu cuma sahabat. Istri dan anak -anak saya saja memberi nasihat nggak saya dengar. Saya nggak mau didikte oleh partai, itu melanggar konstitusi,’’ kata Mahfud menirukan Gus Dur.
Bujukan tersebut tak mempan, Gus Dur tetap bersikukuh agar partai politik tidak mencampuri urusan yang tengah diselesaikan presiden.
Mahfud MD dan Al Hilal Hamdi pun mendatangi Gus Dur, mencoba kembali melunakkan hati sang presiden.
‘’Ini realitas Gus Dur sudah kalah di lapangan. Marah lagi, realitas realitas. menjatuhkan Pak Harto dulu karena kita berani membuat realitas baru. Masa sekarang sudah ada realitas begini kamu takut. Pokoknya saya nggak mau kompromi sama partai,’’ imbuh Mahfud.
Singkat cerita, Gus Dur pun jatuh. Kekuasaan berpindah kepada Megawati Soekarno Putri. Roda politik pun terus berjalan. Gus Dur tutup usia pada 30 Desember 2009 di Jakarta.
Mahfud pun mengenang sosoknya yang sangat teguh dalam memegang prinsip kebenaran.
‘’Saya bangga (pernah) membantu orang yang …,’’ ucap Mahfud MD haru.
Mahfud pun mengenang Gus Dur sebagai sosok yang memiliki integritas kuat. Dia mendambakan pemimpin yang sepertinya kembali.
‘’Kita ingin pemimpin yang punya pendirian begitulah. Itu menurut saya. Anda tahu zaman pemerintahan Gus Dur setahun nggak ada korupsi sama sekali,’’ kata Mahfud.
Belasan tahun Gus Dur telah tiada, Mahfud MD masih sering mencurahkan isi hatinya yang ditujukan untuk Gus Dur.
“Saya punya pikiran saya tulis sendiri, Gus. Mau saya sampaikan Gus Dur tapi Gus Dur ada di mana. Saya ngantar ke mana ini. Saya tulis saja sendiri seperti bicara dengannya,’’ pungkas Mahfud MD sambil menahan haru.
Sumber: tvone