GELORA.CO - Menkopolhukam Mahfud MD mengaku tak pernah merasa keberatan jika akhirnya ditunjuk untuk menjadi cawapres dalam kontestasi politik ke depan.
Menurut Mahfud MD dirinya sangat dinamis untuk ditempatkan di mana saja termasuk kursi cawapres.
Akan tetapi bagi Mahfud MD untuk maju sebagai cawapres dirinya masih belum bisa bicara lebih banyak. Lantaran harus menunggu waktu dan tempat tertentu untuk menyatakan iya atau tidak.
"Saya tidak pernah takut (jadi cawapres). Tetapi bukan berarti saya ingin juga," kata Mahfud dalam wawancara daring disitat HAS Creative, disitat Jumat 2 Juni 2023.
Mahfud mengaku sering membaca sejumlah berita politik di Tanah Air. Adapun berita-berita politik yang dimuat kerap menyinggung namanya masuk dalam deretan nama populer menjadi cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024.
Tetapi berita-berita seperti itu dikatakan tak membuatnya besar kepala. Karena pada dasarnya berita-berita tersebut tidak mempengaruhi pada perilakunya, melainkan hanya dijadikan sebagai pemahaman saja.
"Bagi saya bagus lah ya, saya sering baca berita-berita itu. Bukan karena saya masuk ke survei lalu tinggi, bukan. Karena saya memang senang. Tapi saya memang tugasnya membaca berita poltiik dan menyenangi berita politik saja. Oleh sebab itu tidak berpengaruh pada perilaku saya, tetapi berpengaruh pada pemahaman saja," katanya.
Mahfud kemudian menjelaskan bagaimana panjangnya jalan andai maju sebagai kandidat di Pilpres 2024. Prosesnya dikatakan sangat panjang. Karena harus melewati berbagai tahapan.
"Sehingga itu harus menunggu waktu dan tempat tertentu untuk menyatakan iya atau tidak. Enggak bisa sekarang. Lalu kapan? Saya tak bisa tahu juga. Masih dinamis," katanya.
Terkait masa lalu Mahfud yang gagal menjadi cawapres saat hendak ditunjuk mendampingi Jokowi, eks Ketua MK itu bilang bahwa dirinya tidak sakit hati.
Dia juga menganggap tak pernah ada pengkhianatan politik yang terjadi padanya. Sebab berbeda pilihan politik baginya biasa saja. Mahfud mengaku tak sakit hati, karena sebenarnya masih banyak korban yang jauh lebih sakit hati efek dari politik di Tanah Air.
Sebut saja Soekarno yang dijatuhkan secara politik dalam waktu sekejap. Lalu Soeharto yang diibaratkan ketika itu seolah menjadi kaisar namun harus jatuh dengan cepat karena politik.
"Lalu ngapain marah, memang belum jalannya," kata Mahfud soal cawapres.
Mahfud kemudian menyinggung sikapnya yang seolah sangat berani belakangan. Apakah sikapnya ini terkait dengan tahun politik di 2024?
Kata Mahfud, sikap berani itu adalah asli dan tidak dibuat-buat. Sebab aksi beraninya tidak hanya terjadi saat ini saja.
Waktu jadi menteri di tahun pertama menjabat, Mahfud mengaku sudah melakukan berbagai gebrakan mulai dari kasus Asabri, Jiwasraya, Garuda.
"Di tahun berikutnya BLBI, satelit, Kemenhan, jadi sekarang saja orang-orang yang mengaitkannya," kata dia.
Sumber: poskota