Kisah Pertempuran Berdarah Kelompok Bang Ucu Vs Hercules di Tanah Abang yang Berujung Pertemanan

Kisah Pertempuran Berdarah Kelompok Bang Ucu Vs Hercules di Tanah Abang yang Berujung Pertemanan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Meski kini tubuhnya sudah tak lagi sebugar dulu, namun nama M. Yusuf Muhi alias Bang Ucu masih tersohor hingga saat ini sebagai panglima besar betawi di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Seorang petarung serta jawara silat kelas kakap, merupakan sebutan yang melekat di diri Bang Ucu yang kini usianya sudah menginjak 76 tahun. 

Diceritakan oleh anak sulung Bang Ucu, Chato Badra Mandrawata alias Bang Chatu (48) ayahnya merupakan sosok petarung andal yang pernah beseteru Rosario de Marshall alias Hercules era 1990-an  

Menurut Chatu, siapapun yang berkelahi dengan Bang Ucu akan lari kocar-kacir sebelum perang dimulai. 

"Beliau dari tahun 70-an, dari masa mudanya umur 20-an udah mulai jadi jagoan," ujar Chatu saat ditemui Wartakotalive.com di rumahnya, Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023). 

"Keluar dari pesantren di Tebuireng, pergaulan lah anak muda zaman dulu, mabuk, minum akhirnya bersentuhan dengan peman-preman, penjahat-penjahat. Tapi babeh bisa menang," lanjutnya. 

Bahkan ayahnya itu pernah dijuluki sebagai 'Orang gila' sebab caranya membabat habis musuh itu benar-benar tiada tanding. 

Diketahui dari Chatu, Bang Ucu menguasai ilmu silat setelah belajar dari anak legenda betawi, Sabeni kala masih berusia remaja.

"Enggak pernah satu lawan satu. Kalau berantem pasti satu lawan se-kampung. Sampai kadang-kadang pulang bawa senjata tajam ke rumah sekarung, dua karung, dikumpulin dari hasil itu (perang) karena mereka (lawannya) kabur," kata Chatu.

Hercules dan para anak buahnya adalah salah satu kawanan yang berhasil didepak mundur oleh Bang Ucu lantaran tindakannya yang meresahkan. 

Padahal, kata Chatu, Hercules merupakan sosok baru yang datang tanpa sungkem ke betawi di Tanah Abang dan mengklaim menguasai satu daerah di wilayah Bongkaran, Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

Yang mana sebenarnya, komando Tanah Abang berada di tangan Bang Ucu kala itu. 

"(Bang Ucu) orangnya legowo, siapapun diterima di Tanah Abang. Kalau belum terlalu menghawatirkan beliau diam," jelas Bang Chatu.

"Tetapi ini lama-kelamaan Hercules, itu anak buahnya sampai meresahkan (pembunuhan, pemalakan) ke warga Tanah Abang. Supaya aman, damai, nyaman, terpaksa akhirnya Hercules diusir pergi," lanjutnya. 

Chatu mengungkap, kala itu ada satu perang besar yang dikomandoi oleh Bang Ucu lantaran anak buah Hercules berniat membakar wilayah Jatibaru, Tanah Abang.

Perang terjadi cukup panas hingga membuat puluhan anak buah Hercules meregang nyawa. 

Namun, Bang Ucu sempat menyelamatkan Hercules dari lautan manusia itu hingga kini menjadi kawan baik. 

"Sebelum kerusuhan 1998, isu yang benar itu wilayah Jatibaru mau dibakar sama grupnya Hercules. Tapi Alhamdulillah Hercules dirangkul oleh babeh, jadi selamat," jelas dia. 

Chatu membenarkan jika Hercules sebenarnya orang yang baik.

Hanya saja para anak buahnya yang kerap melakukan pemalakan, pembunuhan, dan tindakan keji lainnya.

"Bang Hercules itu enggak pernah datang melapor ke Bang Ucu. Tiba-tiba nunjukin diri salah satu wilayah namanya Bongkaran. Dia mengklaim kalau itu wilayahnya," kata Catu.

"Sebenarnya enggak apa-apa enggak lapor juga. Tapi setelah meresahkan baru ada tindakan," lanjutnya. 

Karena aksi heroik tersebutlah, nama Bang Ucu sebagai legenda jawara betawi mulai muncul.

Dia mulai melahirkan dan membina tokoh-tokoh di wilayah Tanah Abang hingga menyentuh panggung pemerintahan. 

"Haji Lulung juga termasuk binaannya. Cuma babeh enggak mau terikat orangnya (ditawari masuk ke pemerintahan). Haji Lulung lah yang naik diangkat dari pemerintahan," ujar dia.

Saking kuatnya pertahanannya sebagai sosok yang masyhur di Tanah Betawi, sejumlah menteri di kabinet Soeharto kala itu kerap datang ke rumahnya untuk menawari Bang Ucu jabatan.

Kendati begitu, Bang Ucu menolak. Mereka pun akhirnya membuat Yayasan Generasi Muda Pembangunan Pancasila dan Bang Ucu sebagai ketuanya. 

Kondisi terkini Bang Ucu

Diceritakan oleh  Bang Chatu , ayahnya itu sudah tiga tahun jatuh sakit lantaran paru-parunya mengalami gangguan. 

Sehingga kini, sang jawara silat tiada tanding itu terkulai lemah di tempat tidurnya sebab membutuhkan perawatan intensif.

Kendati begitu, Chatu mengungkap jika selama ayahnya sakit, tidak ada budayawan, pemerintah, ataupun masyarakat yang datang untuk menjenguknya.

Padahal saat masa kejayaannya dahulu, lanjut Chatu, masyarakat dari berbagai golongan hingga pemerintah ramai datang untuk meminta bantuan dari ayahandanya itu.

"Enggak ada (yang datang). Bapak kan sebagai orang yang melindungi masyarakat, tokoh sesepuh di mana-mana dia mau Jakarta aman, semua suku diterima dan juga beliau tanpa pamrih lah menolong masyarakat," kata Chatu

Oleh karenanya, Chatu berharap bahwa pemerintah bisa memerhatikan nasib sang legenda betawi yang kini telah ringkih itu.

Apalagi, lanjut Chatu, sang ayah menjadi salah satu saksi hidup sejarah Tanah Abang dari sejak tingginya angka kriminalitas hingga kini aman dan nyaman.

"Harapannya pemerintah tolong perhatiin seorang yang sudah berjasa di Tanah Abang, membuat Tanah Abang aman, lancar," jelas Chatu.

"Semuanya pemerintah dan masyarakat, tolong ingatlah jasa-jasa beliau," imbuhnya.

Chatu berharap, jasa sang ayah yang pernah mendamaikan Tanah Abang hingga membuat aksi premanisme tunduk kepadanya, bisa diketahui pula oleh para generasi muda.

"Ya perhatiannya aja buat masyarakat generasi mudanya terutama sejarah itu penting untuk dipelajari," jelas Chatu.

"Kalau udah enggak ada babeh akan terjadi saling menjatuhkan ingin naik (berebut kekuasaan Tanah Abang)," lanjutnya. 

Sementara itu, saat dihampiri Wartakotalive.com di rumahnya, Senin (12/6/2023), nampak Bang Ucu hanya tertidur lelap di kasurnya.

Ia hanya mengenakan celana popok putih di badannya yang kini terlihat kurus. 

Kendati begitu, Bang Ucu masih kerap menanggapi orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta saran atau sekadar bersilaturahmi.

Sumber: wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita