Ketua BEM UI Teror Jokowi Lengser, Refly: Mahasiswa Harusnya seperti Itu, Bukan Mendukung Pemerintah

Ketua BEM UI Teror Jokowi Lengser, Refly: Mahasiswa Harusnya seperti Itu, Bukan Mendukung Pemerintah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kembali menjadi sorotan di linimasa Twitter pada Kamis, 22 Juni 2023.

Pernyataan Melki Sedek Huang selaku Ketua BEM UI soal akhir kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sebab sorotan tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Melki melalui kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, yang diunggah pada hari Selasa, 21 Juni 2023.

Pada pertemuan tersebut, terlihat Melki menyuarakan apa yang menjadi keresahannya mengenai sistem pemerintahan di Indonesia.

Melki mengatakan bahwa BEM UI sebelumnya sering mengirim surat maklumat kepada presiden Jokowi soal kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat, namun tidak ditanggapi.

"Tahun depan adalah tahun ke 10 dan menjadi tahun terakhir, mari kita lihat apakah presiden Jokowi ini mau mengakhiri kekuasaan nya dengan baik atau berdarah-darah," ucap Melki.

Refly Harun, Ahli Hukum Tata Negara sekaligus Advokat, buka suara soal ini melalui kanal Youtube miliknya pada Kamis, 22 Juni 2023.

Menurut Refly, apa yang disuarakan oleh Melki adalah ciri khas mahasiswa, dan sudah seharusnya seperti itu.

Refly juga menyebut bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang sudah seharusnya kritis terhadap kebijakan pemerintah.

"Karena mahasiswa sudah seharusnya seperti itu dan saat ini sudah tidak kritis lagi. Jika mendukung pemerintah itu bukan mahasiswa," ujar Refly.

Refly juga menanggapi ajakan debat Faldo Maldini mantan Ketua BEM UI kepada Melki usai viral di linimasa Twitter.

Diketahui Faldo yang saat ini duduk di staff Khusus Menteri Sekretaris Negara mengajak debat kepada Melki soal peran BEM dan kekhawatiran mahasiswa akan meninggalkan BEM jika sikap ketuanya yang seperti itu.

Refly menjelaskan ketika BEM ditinggalkan mahasiswa gara-gara ketuanya kritis, maka yang alami kerugian bukan kampus dan BEM, justru mahasiswa itu sendiri.

"Seorang mahasiswa tidak dituntut untuk mengendorse atau berorientasi pada kekuasaan, tetapi kepada nilai-nilai kebenaran dan keadlian, meskipun itu pahit dan punya resiko," jelas Refly.

Paling tidak harapan Refly mahasiswa bisa menjadi intelektual kampus atau akademisi.

Benar-benar memikirkan hati nurani sebagai tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan harkat dan martabat, keimanan, serta ketakwaan. (*)

Sumber: kilat
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita