GELORA.CO - Politikus Golkar sekaligus loyalis Anies Baswedan, Andi Sinulingga menyoroti beredarnya foto-foto di media sosial yang menarasikan sekolah sekaligus pelajar SD (Sekolah Dasar) di Lampung dilibatkan dalam deklarasi dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu ditanggapi Andi Sinulingga melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Andi Sinulingga menyinggung soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang baru-baru ini menyatakan akan cawe-cawe.
Andi Sinulingga juga mengatakan bahwa hal itu akhirnya menjadi wajar jika Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hanya sibuk mengurusi bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.
"Presidennya sibuk cawe-cawe dan tidak netral, wajar jika bawaslu hanya sibuk mengawasi Anies. Capres lainnya memanfaatkan mesjid untuk kampanye boleh, bahkan memanfaatkan rumah sekolah dan anak-anak sekolahnya sekaligus," tutur Andi Sinulingga dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya Minggu (4/6).
Presidennya sibuk cawe2 dan tidak netral, wajar jika bawaslu hanya sibuk mengawasi Anies. Caprss lainnya memanfaatkan mesjid untuk kampanye boleh, bahkan memanfaatkan rumah sekolah dan anak2 sekolahnya sekaligus. https://t.co/MwH4hkysE7
— Andi Sinulingga (@AndiSinulingga) June 3, 2023
Sementara itu, terkait kampanye, Ganjar Pranowo kerap mendapatkan kritikan atas safari politiknya ke Banten.
Adapun ganjar sempat mengunjungi Masjid Agung Banten.
Anggota Bawaslu Totok Hariyoni mengingatkan kepada semua bakal calon presiden untuk tahu etika dalam hal melakukan safari politik.
Dia menegaskan bahwa ada tempat-tempat yang tidak seharusnya digunakan sebagai wadah bersilaturahmi politik dan kampanye seperti rumah ibadah, tempat pendidikan, dan fasilitas pemerintah.
"Dari awal saya sampaikan, tolong punya etika dong jangan gunakan tempat ibadah sebaga ajang kampanye, walaupun belum sampai pada tahap pelanggaran kampanye dan itu kita sampaikan kepada semuanya," kata Totok kepada awak media di Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
"Jangan gunakan tempat ibadah, tempat pendidikan, fasilitas pemerintah, untuk kampanye, ini soal etika," tambahnya.
Meski begitu, dia menyebut pihaknya kesulitan untuk menindak jika ada pelanggaran bakal calon presiden yang sudah mengunjungi sejumlah daerah dengan dalih safari politik. Pasalnya, saat ini tahapan kampanye masih belum berlangsung.
Sumber: newsworthy