Eks Pimpinan NII Jabar Ceritakan Sejarah Berdirinya Ponpes Al Zaytun

Eks Pimpinan NII Jabar Ceritakan Sejarah Berdirinya Ponpes Al Zaytun

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Entis Sutisna, merupakan orang yang menjadi salah satu saksi hidup awal mula berdirinya Ma'had Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Walau tidak masuk dalam kepengurusan Ponpes Al Zaytun, namun pria Mantan Pimpinan Negara Islam Indonesia (NII) Jawa Barat itu, turut membantu pendirian Ponpes terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Ia merupakan salah satu orang yang berperan dalam mencari dana untuk membangun Ponpes yang berlokasi di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu.

Entis mengaku, dirinya sudah aktif dalam pembangunan Ponpes yang dipimpin Panji Gumilang sejak tahun 1990 lalu. Kemudian pada tahun 2006, memutuskan keluar karena adanya sejumlah penyimpangan yang menurutnya salah.

Dalam kegiatan Diskusi Kebangsaan yang bertemakan 'Mewaspadai doktrin radikal melalui lembaga pendidikan' di Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Entis Sutisna pun turut diundang menjadi salah satu narasumber pada acara tersebut.

"Saya mulai aktif digerakkan itu mulai tahun 1990 sampai tahun 2006. Saya dulu Pimpinan NII Jawa Barat," ujar dia kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (20/6/2023).

Entis Sutisna menyampaikan, dibalik kemegahan Ponpes Al Zaytun Indramayu, menurutnya berawal dari inisiatif anggota NII untuk membuat lembaga pendidikan dengan tujuan untuk pengkaderan di masa depan.

"Setelah mendapat lahan yang luas, Ponpes Al Zaytun mulai dilakukan pembangunan pada tahun 1998. Selanjutnya pada tahun 1999 mulai diresmikan dan mulai menerima santri baru," terang dia.

Entis Sutisna mengatakan, saat awal berdirinya, kegiatan di Ponpes Al Zaytun sebenarnya masih normal. Ia baru mengetahui sejumlah fakta soal polemik yang terjadi sekarang ini dari pemberitaan di sejumlah media.

"Seperti haji cukup di Indramayu, salat Idul Fitri bercampur antara jemaah laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya. Ketika saya keluar memang sudah tidak terpantau lagi, tidak tahu sejak kapan mulai terjadi," kata dia.

Walau demikian, Entis Sutisna tidak menampik, saat masih tergabung dengan Panji Gumilang sejumlah penyimpangan juga sudah terjadi.

Entis Sutisna mencontohkan, salah satunya adalah perihal salat. Dalam hal ini, Ponpes Al Zaytun belum mewajibkan salat sebagaimana umat Islam pada umumnya.

"Menurut mereka, salat baru diwajibkan nanti setelah Negera Islam menang. Itu salah satunya yang membuat saya keluar. Saya keluar atas dorongan keluarga dan juga diri sendiri," pungkasnya.

Sumber: okezone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita