Disebut Ubah Rukun Islam Salah Satunya Syahadat, Eks Pengurus Al Zaytun: Dulu Kami Yakini Panji Gumilang Nabi Baru Setelah Muhammad

Disebut Ubah Rukun Islam Salah Satunya Syahadat, Eks Pengurus Al Zaytun: Dulu Kami Yakini Panji Gumilang Nabi Baru Setelah Muhammad

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun sedang disorot publik lantaran diduga menyebarkan ajaran sesat. Salah satu penyimpangan yang diduga diajarkan Panji Gumilang yakni mengubah rukun Islam. 

Terkait penyimpangan yang diduga diajarkan Panji Gumilang di Ponpes Al Zaytun diungkapkan mantan pengurus Ponpes Al Zaytun yang juga pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan dalam sebuah tayangan sebuah TV swasta, beberapa waktu lalu. 

Dalam acara itu, Ken awalnya menyebut jika Panji Gumilang hendak membentuk negara bayangan dengan modus mendirikan Ponpes Al Zaytun. Para santri di ponpes itu, kata dia akan direkrut untuk menjadi anggota NII. 


"Di sana (Ponpes Al Zaytun) itu ada dua struktur. Pertama, strukturt teritorial itu yang berbentuk negara, walaupun negara bayangan. Jadi (ada) RT, RW, lurah, camat, gubernur sampai presiden NII. Presiden NII sama dengan pimpinan Al Zaytun, yaitu Panji Gumilang," katanya.


"Ada (struktur) fungsional, yang dia jadikan kedok untuk menipu masyarakat Indonesia. Dan perlu diketahui, di Al Zaytun itu, 80 persen santri yang orang tuanya anggota NII. 20 persen (lagi) korban NII, jadi ketika ditanya masalah NII dia enggak tahu. Tapi suatu saat biasanya setelah lulus akan didekati dan direkrut (jadi anggota NII)," imbuhnya.

Ken juga menyebut jika Panji Gumilang telah mengubah Rukun Islam. Salah satunya kalimat syahadat yang diubah terkait negara aislam. Bahkan, Panji Gumilang disebut menganggap Indonesia masih jahiliyah karena menerapkan hukum peninggalan penjajah Belanda, sehingga harus diganti dengan negara Islam.


"Ajaran sesatnya dia telah mengubah rukun Islam. Syahadat-nya bukan tiada Tuhan selain Allah, tapi tiada negara kecuali negara Islam. Barang siapa bernegara selain negara Islam, maka dia kafir,"  katanya. 


"Dan wa asyhaduanna muhammadar rasulullah, dan siapa saja yang menyampaikan risalah agama, karena rasul berasal dari kata risalah, layak disebut sebagai seorang nabi. Jadi dulu kami meyakini Panji Gumilang nabi baru setelah Nabi Muhammad," imbuhnya. 

Terkait Rukun Islam yang kedua, yakni salat, Ponpes Al Zaytun mengajarkan bahwa salat belum diwajibkan. Karena kondisi Indonesia masih jahiliyah, belum menegakkan hukum Islam.


"Ini bukan dilarang ya, tapi belum diwajibkan. Salat suka-suka dia. Karena mereka (santri) dididik jadi negarawan, salatnya dilarang memakai sarung. Salatnya pakai celana, dasi, jas," katanya. 

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita