GELORA.CO - Wakil Ketua MK, Saldi Isra yang ditunjuk mengumumkan sikap MK terkait “bocoran” Denny Indrayana. Ternyata, keduanya bersahabat sejak lama.
Saldi Isra mengatakan, dalam rapat permusyawaratan hakim disepakati tidak akan melaporkan Denny ke polisi. Hanya kepada organisasi advokat tempatnya bernaung.
Sebelum konferensi pers Saldi Isra, Kamis siang, 15 Juni 2023, Denny lebih dahulu mengungkap persahabatannya berempat. Saldi Isra ada di antaranya.
Dua lainnya, Zainal Abidin Mochtar dan Refly Harun. Denny menyebut mereka “Four Musketeers”. Mereka bahkan sempat membuat grup WhatsApp (WA) yang anggotanya hanya empat orang.
Berikut cerita lengkap Denny Indrayana seperti diunggah di akun Twitternya:
π
πππ ππππππππππ
Pagi ini, di tengah fokus seluruh mata terarah ke MK, menunggu putusan soal sistem pemilu legislatif, saya ingin berbagi cerita yang lebih ringan, humanis, tapi tidak kalah penting.
Ini soal persahabatan.
Foto yang terlihat adalah saya, Dr. Refly Harun, dan Dr. Zainal Arifin Mochtar.
Dulu bukan hanya bertiga, kami sering berempat dengan Prof. Dr. Saldi Isra, sering bersama dalam banyak forum diskusi, offline maupun online. Kami malah sempat punya grup WA hanya berempat.
Kami berempat diikat oleh perhatian pada dua kata kunci yang sama: konstitusi dan antikorupsi. Tidak jarang kami menulis kolom di satu harian bersamaan.
Saya sempat ikut membaca draft disertasi ketiga sahabat itu, Prof. Saldi soal proses legislasi, Dr. Refly soal pemilu, dan Dr. Zainal soal komisi independen.
Sejak Prof. Saldi mengemban amanah sebagai Hakim Konstitusi, kami sudah sangat jarang berkomunikasi, kecuali sekali dua bertukar pesan WA saat lebaran, misalnya. Kami menghormati dan menjaga etika hakim konstitusi yang terbatas bertemu dengan para pihak yang berperkara di MK.
Etika dan integritas itu sangat penting dijaga, sehingga persahabatan dan komunikasi kami pun terpaksa “dikorbankan”.
Hari ini, menurut http://kompas.com, setelah putusan dibacakan, Prof. Saldi akan memberikan konferensi pers MK soal pernyataan saya terkait sistem pemilu, yang sempat viral dan mendapat berbagai tanggapan.
Saya hanya ingin katakan, kehormatan MK harusnya bukan ditentukan oleh satu cuitan saya di social media.
Kehormatan MK sebenarnya ditentukan oleh MK sendiri, tentu melalui profesionalitas dan kualitas putusannya yang berkeadilan, serta melalui etika moralitas para hakim konstitusi yang berderajat Negarawan.
Kita simak apa putusan MK hari ini. Satu misteri bagaimana putusan akan terungkap.
Soal misteri lain, siapa sumber kredibel yang memberikan informasi kemungkinan putusan MK kepada saya, biarkanlah hanya kami, dan Tuhan yang tahu.Melbourne, 15 Juni 2023 (*)
Sumber: herald