GELORA.CO - Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri, yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan PengarahBadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hadir sebagai pembicara kunci dalam seminar internasional Hari Hidrografi Dunia 2023 dengan tema “Hydrography; Underpinning The Digital Twin of The Ocean”.
Acara itu digelar di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Rabu (21/6/2023) lalu. Dalam kesempatan itu, Megawati mengungkapkan banyak hal dengan gayanya yang santai dan terkadang jenaka.
Apa saja yang disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam acara tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Sudah kenyang dibully
Dalam acara seminar internasional itu, Megawati mengungkapkan pengalamannya dibully atau dirundung oleh sejumlah pihak.
Salah satu perundungan yang pernah ia terima adalah yang terkait dengan soal penimbunan Pulau Nipah.
Menurutnya, ketika itu publik mem-bully karena menganggap dirinya tidak memahami kondisi Indonesia yang tengah krisis.
"Saya dulu menyinggung Pulau Nipah karena saya sangat khawatir kalau saja Nipah tenggelam, batas Singapura itu maju. Nah begitu saja saya ini sudah terbiasa di-bully, di-hoax," kata Megawati.
Minta tak ada perundungan di tahun politik
Meski menyatakan telah terbiasa di-bully, Megawati mengatakan kalau perundungan sebaiknya tidak dilakukan, terlebih ketika menjelang pemilihan umum (pemilu).
"Jadi saya sangat sering bilang sama media 'loh kamu sampai hari ini mau bully saya hoaks saya boleh, tapi kalau mau pemilu ndak boleh' saya bilang," ujarnya.
Megawati juga menegaskan kalau Indonesia adalah negara demokrasi yang menekankan pada kearifan bangsa Indonesia.
Hal ini berbeda dengan demokrasi liberal, dimana semua orang bisa dengan bebas berbicara apapun kepada siapapun.
Seperti dipanggang dalam kapal selam
Hal lain yang disampaikan Megawati ketika menjadi sebagai pembicara kunci dalam seminar internasional Hari Hidrografi Dunia 2023 dengan tema “Hydrography; Underpinning The Digital Twin of The Ocean”, adalah pengalamannya ketika masuk ke kapal selam milik TNI Angkatan Laut.
Cerita itu berawal ketika dirinya diberikan brevet Hiu Kencana di dalam kapal selam, ketika masih menjadi Presiden Indonesia.
Berdasarkan pengalaman itu, Mega menyatakan kalau dirinya tidak ingin masuk ke kapal selam lagi. Sebab menurut dia, keadaan di dalam kapal selam sangatlah panas.
"Masuk kapal selam itu ternyata seperti di panggang ya, saya kalau masuk lagi dua kali enggak mau," ujar Megawati.
Sedih KPI Nanggala-402 tengelam
Masih terkait dengan kapal selam, dalam kesempatan yang sama Megawati Soekarnoputri tiba-tiba teringat dengan insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Kapal selam tersebut tenggelam di Selat bali pada April 2021 lalu, ketika mengikuti Latihan gabungan yang digelar oleh TNI Angkatan Laut.
Ketika itu, Megawati mengaku sedih mendengar kabar tenggelamnya kapal selam itu. Kesedihan itu muncul bukan tanpa alasan.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengungkapkan kalau dirinya sangat mengenal kapal selam itu, karena pernah diajak masuk ke dalamnya oleh Asrena Kasal laksda TNI Iwan Isnurwanto saat ia masih menjabat sebagai Presiden RI.
“Jadi bisa terbayangkan, waktu terjadi tenggelam kapal selam itu, antara saya sedih, jengkel, mau marah saja,” ungkapnya.
Sumber: suara