Cawe-Cawe Jokowi Penuh Perhitungan dan Hati-hati, Pengamat: Kalau Melawan Arus Publik, Presiden Bisa...

Cawe-Cawe Jokowi Penuh Perhitungan dan Hati-hati, Pengamat: Kalau Melawan Arus Publik, Presiden Bisa...

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan cawe-cawe menjelang pemilihan presiden (pilpres) 2024 dengan alasan tanggung jawab moral dalam masa transisi kepemimpinan nasional.

Cawe-cawe politik Jokowi dinilai oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi sebuah langkah hati-hati yang penuh perhitungan.

Utamanya, kata Burhanuddin, Presiden Jokowi tidak akan berseberangan dengan publik karena potensi kekalahan sangat mungkin terjadi. Soalnya, kemenangan juga ingin diraih Presiden dalam pilpres itu.


"Pertama jika Presiden Jokowi memilih melawan arus pilihan publik, itu kalau kalah Presiden malu juga karena bagaimanapun beliau ingin dianggap sebagai pemenang," kata Burhanuddin kepada KompasTV dikutip Liberte Suara, Selasa (20/6/2023).


Jika melihat potensi, sambungnya, dua calon presiden (capres) yang difavoritkannya, baik Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto berpeluang menang. 

"Baik Pak Prabowo atau Mas Ganjar, yang lebih leading secara elektoral di antara keduanya," ujarnya. 


"Artinya Mas Ganjar masih bisa menang, dan Pak Prabowo masih berpeluang menang," tambahnya. 

Oleh karena itu, cawe-cawe Jokowi tidak secara gamblang menyebutkan capres. Ini mempertimbangkan posisinya sebagai Presiden RI yang aktif menjabat hingga Oktober 2024.

"Yang kedua kalau misalnya dikaitkan kapan pilihan Presiden Jokowi dideklarasikan, saya tidak terlalu yakin Presiden Jokowi akan mengumumkan secara eksplisit siapa di antara dua nama yang beliau akan pilih karena bisa dipersoalkan netralitas Pak Jokowi karena masih menjabat hingga Oktober 2024," terang Burhanuddin.


"Sementara jika yang dipilihnya kalah, itu justru malah mempermalukan Pak Jokowi. Jadi Pak Jokowi tidak akan mengumumkan capres secara personal," tegasnya, menambahkan.

Ia menilai, Jokowi tidak ingin menciptakan kontroversi atas pernyataan dukungannya itu. Kondusifitas negara masih yang utama ingin dijaga oleh presiden.

"Jadi kalau misalnya menyebut nama secara eksplisit itu juga akan menimbulkan kontroversi dengan keterlibatan Presiden Jokowi terlalu jauh dalam urusan pemenang," pungkas Burhanuddin.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita