GELORA.CO - Jumlah korban meninggal kecelakaan kereta di India terus bertambah, di mana kini mencapai 288 orang, Sabtu (3/6/2023) siang.
Kecelakaan tersebut melibatkan kereta Coromandel Bengaluru-Howrah Express dengan kereta barang di dekat stasiun Bahanaga, distrik Balasore pada Jumat sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
"Jumlah korban tewas mencapai 288 orang," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Odisha, Sudhanshu Sarangi kepada saluran berita lokal NDTV.
Salah satu penumpang kereta yang selamat, Subhankar Ruidas, menceritakan kesaksiannya ketika kecelakaan kereta yang dialaminya.
Subhankar mengaku, merasakan seperti ada getaran saat terjadi tabrakan kereta.
“Kami mengalami perasaan seperti getaran saat kereta kami menabrak Coromandel Express yang hancur."
"Kami semua duduk di dalam kereta. Saya melihat operator penyelamat membantu penumpang Coromandel Express yang terluka," ucapnya.
Kemudian, seorang penumpang kereta lagi menjelaskan situasi di dalam kereta saat kecelakaan itu.
Menurut penumpang tersebut, ia sedang tidur ketika kereta tergelincir.
"Saya sedang tidur pada saat kereta tergelincir," ungkapnya.
Ketika terbangun, ia melihat sejumlah orang sudah jatuh di atas tubuhnya.
"Ketika saya diselamatkan dari kereta, saya perhatikan bahwa beberapa orang kehilangan kaki, tangan, dan beberapa wajah mereka luka," kata seorang penumpang, dilansir Timesnownews.com.
Merespons kejadian tersebut, Perdana Menteri India, Narendra Modi, merasa terpukul atas kejadian tersebut.
Kini, Narendra Modi menyebut, pikirannya tertuju pada keluarga yang berduka.
Lebih lanjut, ia mengatakan, upaya penyelamatan masih terus berlansung dan bantuan diberikan.
"Operasi penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan dan semua bantuan akan diberikan kepada mereka yang terkena dampak," ungkapnya dalam cuitan di Twitter.
Kecelakaan Terburuk Sejak 1990
Dalam catatan, kecelakaan kereta api di India yang terparah terjadi pada 1981, ketika sebuah kereta tergelincir saat melintasi jembatan di Bihar dan jatuh ke sungai di bawahnya.
Insiden tersebut dilaporkan menewaskan antara 800 dan 1.000 orang.
Sementara, kecelakaan kereta api terbaru diyakini sebagai yang terburuk sejak 1990-an.
Kepala sekretaris negara bagian Odisha, Pradeep Jena membenarkan sekitar 850 orang yang terluka telah dikirim ke rumah sakit setelah kecelakaan kereta api itu.
"Prioritas utama kami sekarang adalah menyelamatkan (penumpang) dan memberikan dukungan kesehatan kepada yang terluka," kata dia.
Kronologi kecelakaan kereta di India
Direktur eksekutif di Kereta Api India, Amitabh Sharma, menjelaskan insiden yang terjadi pada Jumat sekitar pukul 19.00 waktu setempat itu melibatkan tiga kereta api. Dua kereta adalah kereta penumpang, sedangkan satunya adalah kereta barang.
Tabrakan terjadi ketika 10-12 gerbong kereta Howrah Superfast Express dari Bangalore ke Howrah tergelincir ke jalur sebelahnya dan ditabrak kereta Coromandel Express jurusan Kolkata-Chennai di jalur sebelahnya, mengakibatkan tiga gerbongnya tergelincir.
Kereta yang tergelincir itu juga menabrak kereta barang yang tengah parkir di stasiun. Penyebab kecelakaan masih diselidiki.
Dalam cuplikan televisi, terlihat gerbong-gerbong kereta yang terbalik sepenuhnya.
Para petugas penyelamat berusaha mencari korban yang terjebak di antara puing-puing kereta. Mereka memanjat atap kereta untuk memecahkan kaca pintu dan jendela.
Masa Berkabung
Pemerintah Odisha, India mengumumkan masa berkabung pada Sabtu (3/6/2023) buntut insiden tabrakan kereta di distrik Bahanaga yang menewaskan 237 orang, Jumat (2/6/2023).
Gubernur Odisha, Naveen Patnaik, pun meminta kepada masyarakat untuk tidak menggelar acara perayaan apapun pada hari ini.
Informasi ini diumumkan diketahui dari cuitan di akun Twitter Pemerintah Odisha, @IPR_Odisha.
"Pengumuman Penting:
Terkait terjadinya insiden tragis kecelakaan kereta api di Bahanaga, Gubernur Odisha, Sri Naveen Patnaik mengumumkan adanya masa berkabung pada hari ini. Sehingga tidak ada perayaan yang digelar pada 3 Juni di seluruh daerah," tulis Pemerintah Odisha.
Sumber: tribunnews