GELORA.CO - Aksi koboi jalanan kembali viral di media sosial. Sebuah unggahan video memperlihatkan seorang pria berbadan tambun mengamuk meninju driver taksi online hingga menodongkan benda mirip pistol.
Peristiwa penganiayaan dan penodongan itu diketahui terjadi di di ruas tol Janger, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Kamis (4/5/2023) malam. Korbannya adalah driver taksi online bernama Hendra.
Peristiwa ini turut diunggah oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Dalam unggahannya, Sahroni menuliskan:
"Plat Nopol dr Polda metro jaya @kapoldametrojaya Wajib di Cari Manusia yg pegang Senjata nya Musti di periksa , saya sangat Yakin sm Pak Kapolda Metro baru ...bsk pastii dah ketemu orgnya.. @ntmc_polri @dirlantas. Arogan nya Ngerihhhh....," demikian unggahan Sahroni di akun Instagram resminya @ahmadsahroni88, Jumat (5/5).
Korban Lapor Polisi
Sementara itu, dalam video yang berdar di media sosial, terlihat seorang pria berbadan gemuk menyetop laju mobil Hendra. Penyetopan itu diduga akibat terduga pelaku tidak terima laju mobilnya dipotong oleh Hendra.
Terduga pelaku yang menggunakan mobil sedan dengan plat dinas mirip kepolisian yakni 10011-VII ini kemudian menghampiri Hendra yang masih di dalam mobil.
Sembari menenteng sebuah benda mirip pistol, terduga pelaku kemudian menghardik Hendra dengan kata makian.
"Udah motong gue gob*** an**** lu enggak ada sori-sorinya," kata terduga pelaku, dikutip dari video, Jumat (5/5/2023).
Tidak hanya memaki Hendra, terduga pelaku juga sempat melakukan dugaan penganiayaan. Terlihat beberapa kali terduga pelaku melayangkan tinju ke Hendra. Terduga pelaku juga sempat meminta Hendra turun untuk berkelahi.
Sementara itu, rekan korban yang mengaku bernama Panjul menyebut, jika Hendra hingga saat ini belum bisa memberikan keterangan terkait peristiwa yang menipanya kepada awak media, lantaran masih dalam keadaan syok.
“Lagi agak syok,” kata Panjul dalam sambungan telepon, Jumat (5/5/2023).
Panjul mengaku, jika saat ini ia bersama Hendra sedang ingin membuat Laporan Polisi (LP) atas peristiwa itu ke Polda Metro Jaya.
“Lagi siap-siap bikin LP, sudah di Polda jadinya untuk saat ini belum bisa ngasih wawancara dulu ya,” kata Panjul.
Saat ditanya lebih jauh soal peristiwa ini, Panjul mengaku tidak berani menjelaskan secara gamblang.
“Kalau untuk peristiwanya lebih lanjut ke korbannya saja ya, untuk masalah TKP dan posisinya seperti apa soalnya kita tidak berani untuk menjelaskannya,” katanya.
“Walaupun korban sudah menjelaskan tapi kita tidak berani karena nanti takutnya ada salah komunikasi,” imbuhnya.
Sumber: suara