GELORA.CO - Menko Polhukam Mahfud MD tidak terlalu ngotot jadi cawapres. Dua pengalaman “pahit” sudah cukup jadi pelajaran berharga.
Nama Mahfud MD ada di antara 10 nama yang sedang ditimbang Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Mega sedang mencari pasangan ideal untuk Ganjar Pranowo.
Dari segi kapasitas, Mahfud masuk salah satu jagoan. Pengalaman tidak diragukan lagi. Pernah jadi menteri pertahanan era Gus Dur. Lalu, guru besar hukum tata negara itu pernah jadi ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Mahfud juga cukup populer karena sering jadi sorotan media massa dengan pernyataannya yang blak-blakan. Juga aktif di media sosial.
Kepada Helmy Yahya, Mahfud MD mengungkap kisah jelang Pilpres 2019. Dia mengakui saat itu dia mengejar jabatan wapres. Berharap jadi pendamping Jokowi pada periode keduanya.
Dia membuat tim khusus. Tugasnya, mengkapitalisasi nama Mahfud agar terus dibicarakan. Di mana nama Mahfud MD disebut, tim tersebut datang untuk mengkapitalisasinya.
Puncaknya pada jam-jam jelang pengumuman nama cawapres. Mahfud MD sudah mengenakan kemeja putih. Ternyata Megawati mengumumkan Ma’ruf Amin.
Rupanya itu bukan kejadian pertama. Mahfud ternyata juga pernah kecewa di era Presiden SBY. Dia batal jadi menteri. Namun, akhirnya SBY memfasilitasi masuk MK dan akhirnya terpilih jadi ketua.
“Kalau saya kejar-kejar, tidak dapat. Giliran saya tidak kejar, justru dapat jabatan. Kalau Allah menghendaki, tanpa dikejar pun kita pasti dapat,” kata Mahfud dalam perbincangan di akun YouTube Helmy Yahya.Dari pengalaman itu lah, Mahfud mengaku tidak lagi mengejar-ngejar jabatan. (*)
Sumber: herald