GELORA.CO - Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang, merasa tidak terima dengan nasehat yang disampaikan beberapa ulama di Indonesia.
Karena, Syaikh Panji Gumilang menganggap, bahwa dirinya adalah "Rijal" atau orang yang kuat.
"Ulama-ulama ini mestinya diajak diskusi, sama-sama Rijal-nya mas. Humm rijal, nahna rijal," kata Syaikh Panji Gumilang dikutip dari video yang diposting akun media sosial Helo milik @MASKREBET pada Jumat, 12 Mei 2023.
Ucapan Syaikh Panji Gumilang ini menanggapi berbagai anggapan masyarakat dan juga para ulama yang mengatakan, bahwa ajaran yang diterapkan di Ponpes Al-Zaytun Indramayu itu sesat. Makanya, Syaikh Panji Gumilang ingin berdiskusi dengan para ulama.
Ucapan Syaikh Panji Gumilang tersebut, mendapat tanggapan dari Ustadz Adi Hidayat. Menurut Ustadz Adi Hidayat, makna dari "Rijal" yang disebutkan oleh Syaikh Panji Gumilang tersebut dianggap tidak tepat.
Karena, menurut Abu Hanifah, "Rijal" itu merupakan jamak dari kata Rajul yang artinya sosok yang sudah kuat dalam bab ilmu.
Kemudian, kuat dalam kemampuan menganalisis, punya kemampuan menyimpulkan, dan punya bekal ilmu yang sangat luar biasa.
"Sehingga memahami dengan sempurna sesuai dengan kepakarannya, dan bisa mengambil keputusan," jelasnya.
Ditambahkan Ustadz Adi Hidayat, maka Abu Hanifah mengatakan "Hum rijal" kalau mereka punya kemampuan seperti itu, "Wanahnu rijal" kitapun sama-sama punya kemampuan.
"Tapi, yang dimaksud Abu Hanifah tersebut levelnya sama, bukan beda level," katanya.
Lalu, Ustadz Adi Hidayat, memberikan contoh bahwa Abu Hanifah itu merupakan seorang tabi'in.
Dimana, Abu Hanifah, berjumpa dengan sahabat Anas bin Malik RA. Jadi, Abu Hanifah itu menilai dengan level yang sama dalam komunitasnya.
"Kalau mereka tabi'in, saya pun tabi'in. Kalu mereka hafal Al-Quran, saya pun hafal Al-Quran. Begitulah ya," tegasnya.
Ustadz Adi Hidayat pun kembali meluruskan apa yang diucapkan oleh Syaikh Panji Gumilang tentang kalimat "Hum rijal, wa nahnu rijal". Karena, maksud dari kalimat tersebut yakni ada kesetaraan dalam bab keilmuan.
"Dalam bidang keilmuan kita tidak pantas disebut "Rijal". Mereka-mereka itu sudah pakar dan sudah jauh ilmunya, kita ini masih meniti seperti bayi yang masih merangkak. Mereka bisa berijtihad mutlak, maka kita pengikut," tutupnya. *
Sumber: disway.